HeadlineSumatera Utara

Anak Pengungsi Gunung Sinabung Terancam Putus Sekolah

Tanah Karo, mitratoday.com – Bencana alam adalah kejadian-kejadian yang ditimbulkan  oleh bahaya alam yang tak bisa diatasi oleh kemampuan lokal dan mempengaruhi dengan serius pembangunan sosial dan ekonomi sebuah wilayah.

Bencana alam secara tradisional dipandang sebagai situasi yang menimbulkan berbagai tantangan dan masalah, terutama yang bersifat kemanusiaan. Hanya sedikit perhatian diberikan kepada perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) yang juga perlu disediakan dalam situasi khusus ini.

Masalah yang sering dihadapi orang-orang yang terkena dampak bencana alam diantaranya adalah akses yang tidak setara terhadap bantuan, diskriminasi dalam pemberian bantuan, relokasi yang dipaksakan, Populasi yang terkena dampak seringkali dipaksa meninggalkan rumah rumah atau tempat tinggal akibat hancurnya rumah dan pernaungan mereka karena letusan gunung berapi, tsunami, banjir, kekeringan, longsor, gempa bumi, dan angin puting beliung.

Dengan demikian sebagian besar korban juga terpaksa mengungsi akibat bencana-bencana semacam ini atau akibat munculnya rasa khawatir terhadap kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi lagi di masa depan.

Biasanya situasi yang mempengaruhi HAM, orang yang terkena dampak bencana alam tidak dirancang dan diterapkan dengan sengaja, tetapi merupakan hasil dari berbagai kebijakan yang kurang tepat atau hasil dari kelalaian semata-mata. Kerentanan para korban seringkali terjadi akibat perencanaan dan kesiagaan menanggapi bencana yang kurang memadai.

Demikian halnya yang dirasakan salah satu Pengungsi Korban Erupsi Sinabung, Tinus Sitepu dimana saat ini mengeluhkan kebijakan pemerintah dalam memberikan pendidikan bagi mereka (Pengungsi Korban Erupsi Gunung Sinabung) selain kehidupan yang sudah cukup sulit untuk menafkahi keluarganya dari bantuan yang seadanya dari pemerintah, kini Tinus Sitepu dihadapkan dengan akses pendidikan untuk anaknya yang kurang dipahaminya ketika salah satu anaknya baru tamat SMP gagal memperoleh Kursi SMA Negeri yang dituju.

“Pertama anak kita mendaftar ke SMA Negeri 2 Kabanjahe, dengan menggunakan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dari Dinas Sosial melalui jalur RMP (Rawan Melanjutkan Pendidikan), karna sudah banyak mendaftar di SMA Negeri 2 Kabanjahe, anak kita ini gagal masuk, ada tahap kedua mendaftar di SMA Negeri 1 Simpang Empat. Ternyata tidak diterima karna sudah cukup,” ujar Tinus.

“Kita mendaftarnya melaluli jalur akademik, karna waktu itu kita enggak tau ada atau tidak jalur RMP, enggak ada pemberitahuan dari pihak sekolah (SMA N 1 Simpang Empat). Dan itupun waktu tahap kedua jalur akademik anak kita ini enggak Lulus,” kenang Tinus Sitepu di teras tempat tinggalnya mengungsi.

Terkait upaya dan harapannya, Tinus Sitepu berupaya untuk ke Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara agar anaknya bisa bersekolah di Salah satu SMA Negeri di kabupaten karo. “Kami rencana (Senin 30/7) hari ini ke Disdik Propinsi Sumut, kita berharap ada perhatian pemerintah untuk kita pengungsi diprioritaskan masuk ke negeri, mudah-mudahan besok suara kami didengarkan disana,” papar Sitepu.

Brama Ginting yang merupakan aktifis Anak Gunung Sinabung (AGS) sekaligus Ketua KSM LSM KCBI Berduka, terkait situasi yg dialami Tinus Sitepu menyampaikan pendapatnya kepada media,

Negara tak bisa sebatas memerintahkan, tetapi juga harus mengeksekusi dan menyelesaikan nasib pendidikan anak-anak yang terimbas bencana. UU No. 23 Tahun 2002 sudah meneguhkan hal itu. Negara bahkan tak bisa sebatas memberikan pendidikan benar-benar gratis, tetapi harus menghiburnya lewat buku-buku bacaan pengetahuan dan penghiburan, bila perlu ada guru dan pendamping khusus.

Sudah banyak anak putus sekolah karena bencana, sudah banyak pula anak putus harapan karena bencana. Jangan hal itu sampai terjadi pada anak-anak pengungsi Sinabung, kesalnya dengan situasi yang dialami keluarga pengungsi Sinabung ini. (Yustaf Siki)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button