AdvertorialBENGKULUHeadline

Workshop Bersama OPD, Langkah BNNK Kurangi Angka Penyalahgunaan Narkoba

Bengkulu, mitratoday.com – Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Bengkulu lakukan Workshop terkait pengembangan kapasitas Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) guna mencegah dan menurunkan angka penyalahgunaan Narkoba yang dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bengkulu Marjon di Kota Bengkulu, di Hotel Raffles Pantai Panjang, Rabu pagi (19/9/2018).

Workshop yang dilakukan oleh BNNK Bengkulu ini mengundang perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Bengkulu. Dengan tujuan perwakilan OPD dapat menyosialisasikan hasil workshop tersebut kepada OPD masing-masing, dan membantu BNNK memberantas penyalahgunaan narkoba dengan caranya masing-masing.

Pada sambutan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bengkulu Marjon menyampaikan, setiao OPD masing-masing harus mengikuti Workshop agar hasilnya dapat di sosialisasikan kepada keluarga atau tetangga.

“Hari ini bapak-ibu mewakili dari OPD masing-masing untuk mengikuti workshop dan agar hasil hari ini disosialisasikan kembali pada OPD masing-masing, minimal dengan keluarga atau tetangga,” ucap Marjon.

Marjon juga miris dengan data yang dimiliki oleh BNN terkait peringkat dan jumlah pemakai narkoba yang ada di Kota Bengkulu. Dimana, Kota Bengkulu menempati peringkat ke-21 penyalahgunaan narkoba dari 553 Kota di Indonesia.

Sedangkan dari data yang didapat dari BNNK Bengkulu, sekitar 5000 orang di Kota Bengkulu menyalahgunakan narkoba dan hanya segelintir orang yang baru dapat direhabilitasi.

“Dikatakan perwakilan BNNP Bengkulu, bahwa Kota Bengkulu merupakan peringkat ke-21 dari 553 Kota, bayangin kan tinggi peringkat kita. Apalagi seperti keterangan Kepala BNNK Bengkulu Alex, 5000-an (orang-red) yang sudah terkena narkoba dan hanya segelintir orang yang bisa direhab, ini sangat mengerikan,” tambah Marjon.

“Maka tugas kita semua bagaimana membuat ini tidak berkembang dengan pesat, bisa stuck, lalu bisa menurun bahkan sampai habis. Ada dua pilihan, pertama kita lakukan sosialisasi sedini mungkin, dilevel anak-anak atau remaja, bahkan dewasa seperti ini. Yang kedua, kita melakukan penganggaran, ibu dan bapak ini diundang agar mampu berpikir sepulang dari sini di OPD saya patut dianggarkan, dalam bentuk apa, misalnya diadakan kegiatan sosialisasi,” tutupnya. (ADV)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button