Akibat Kekeringan, Petani Dan Masyarakat Menjerit, Bupati BU Slow Aja

Bengkulu utara,Mitratoday.com-Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin pribahasa ini pas untuk menggambarkan situasi kondisi masyarakat beberapa desa di Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara pasca musibah banjir yang melanda bulan April 2019 lalu,banjir menghancurkan semuanya,termasuk bendungan yang merupakan infrastruktur utama pertanian.
Irwandi Zulfa,seorang petani Desa Simpang Ketenong ,saat di wawancarai Jum’at (9/08/2019), menyampaikan bahwa memang sebelum musibah banjir melanda, fisik bendungan bangunan Belanda yang berlokasi di desa Aur gading tersebut,beberapa tahun lalu memang mengenaskan,bahkan sempat dibuat bendungan darurat secara swadaya oleh masyarakat.
“Memang dua tahun yang lalu kondisi bendungan Belanda tersebut mengenaskan sekali,sempat kita akali dengan bronjong untuk sementara, yang penting air bisa mengaliri areal persawahan kami,karena hanyut dibawa banjir. Sekarang,jangankan untuk menanam padi dan berkolam,untuk keperluan mandi dan air bersihpun masyarakat sekitar terpaksa kesungai,tapi sayang,meskipun kami krisis air, pemerintah slow saja ,” tutur Irwandi.
Irwandi berharap,pemerintah serius mencarikan solusi atas persoalan ini,sebap setidaknya ada ratusan heakto are Areal persawahan yang tersebar di Desa Aur gading,Desa Perbo,Desa Lubuk Durian,Desa Simpang Ketenong dan Desa Lubuk Jale yang kekeringan.
“Dua irigasi besar yang selama ini mengairi ratusan hektare areal persawahan yang tersebar di 5 (lima) desa,kini mati total,ratusan petani menderita kekeringan.mohon pemerintah,baik pemerintah kabupaten Bengkulu Utara ataupun pemerintah provinsi bengkulu serius mengurai persoalan ini,minimal buatlah bendungan darurat,sebelum dibangun baru,Kami butuh air, untuk melanjutkan kehidupan,”pungkas irwandi.
(AV)