AdvertorialDaerahHeadlineMalang

Angka Kasus Menurun, Dinkes Adakan Rembug Stunting

Pewarta : Sigit

Malang,mitratoday.com-Masalah penanganan stunting masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kabupaten Malang.

Kadinkes Kabupaten Malang Dr drg Arbani Mukti Wibowo menyebut, hingga saat ini prosentase angka Stunting di Kabupaten Malang sudah turun hingga berada dikisaran 10,9 persen.

Meski sudah berada dilevel 10,9 persen dari angka nasional sekitar 16 persen, namun lanjut Arbani belum bisa dikatakan sebagai sebuah keberhasilan.

Karena penanganan stunting ini bukan seperti Covid yang 14 hari selesai. Kita lebih mikir 10 hingga 15 tahun kedepan ini seperti apa, karena stunting ini kan sebuah gejala penyakit yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan organ lainnya,”ujar Arbani Mukti Wibowo.

Hal inilah,terang Arbani yang menjadi alasan utama pihaknya mengadakan rembug stunting Kabupaten Malang 2021 yang diselenggarakan di salah satu hotel terkenal dikota Malang rabu (27/10/2021).

Alasan lainnya,lanjut Arbani, adanya keterbatasan informasi untuk merumuskan kebijakan sasaran program penanganan stunting di Kabupaten Malang. Apalagi kata Arbani sejak tahun 2018 lalu, Kabupaten Malang menjadi locus stunting Nasional.

Lebih jauh Arbani menjelaskan, ada 8 aksi pencegahan penanganan stunting seperti yang dikeluarkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas).

“8 aksi tersebut meliputi identifikasi sebaran kasus stunting di wilayah, menyusun berbagai perencanaan penanganan kasus stunting, rembug stunting, memberikan jaminan kepastian hukum kepada Pemerintah Desa agar bisa melakukan intervensi penanganan stunting di desa, mengukur pertumbuhan stunting, meningkatkan pelayanan data dan terakhir adalah melakukan review pelaksanaan program kerja selama setahun terakhir,”beber Arbani Mukti Wibowo.

Adanya rembug stunting tersebut lanjut mantan Direktur RSUD Lawang ini, untuk mengkolaborasikan berbagai startegi penanganan stunting antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Ia menyebut masalah stunting tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan saja, tapi juga keterlibatan OPD lainnya. Artinya dari hasil rembug tadi, akan didapatkan kesamaan visi dan komitmen bersama untuk menangani stunting di daerah.

Ada sinergi terintegrasi antar OPD, harapannya dapat mencegah munculnya kasus stunting baru,”tandas Arbani.

Rembug stunting itu sendiri dibuka secara resmi oleh Bupati Malang HM.Sanusi yang hadir dengan didampingi Ketua Penggerak PKK Kabupaten Malang, Hj Anis Zaidah Sanusi, Sekdakab Wahyu Hidayat, Kepala Bapeda Tomie Herawanto dan 33 camat di Kabupaten Malang dan Kepala Puskesmas Kabupaten Malang.

Sementara Bupati Malang HM.Sanusi meminta agar permasalahan penanganan stunting tersebut dilakukan secara serius, meski angkanya mengalami penurunan signifikan.

Sejak tahun 2018 saat awal dirinya menjadi Plt Bupati Malang, angka stunting di Kabupaten Malang adalah sekitar 20 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Malang.

“Di tahun 2019 turun menjadi 16 persen, di bulan Februari 2020 turun lagi menjadi 11,4 persen dan bulan Agustus 2021 turun hingga 10,9 persen saja,”kata Sanusi.

Dengan semakin turunnya angka stunting tersebut, lanjut Sanusi menandakan bahwa dengan penanganan serius mulai aksi dan ketersediaan anggaran yang cukup kasus stunting di Kabupaten Malang ini bisa dituntaskan. Bukan hanya warga yang mengalami stunting, tapi upaya penanganan juga meliputi pencegahan seperti pada ibu hamil.

“Kita beri tambahan asupan gizi dan pola makan yang harus diperbaiki,”tukas Sanusi.

Untuk itu, beber Sanusi, dirinya mewajibkan semua pihak untuk ikut bersama menyelesaikan masalah stunting di Kabupaten Malang. Masing-masing OPD, ulas Sanusi menjadi pengampu bagi wilayah-wilayah untuk menangani kasus stunting.

Apakah ada hambatan, Sanusi mengungkapkan penanganan stunting tersebut merupakan persoalan kemanusiaan yang dinilai tidak mudah.

“Masih ada keengganan warga hingga kasus stunting ini harus disembunyikan keluarganya. Disisi lain adanya keterbatasan tenaga kesehatan. Makanya dengan kendala yang ada, butuh kerjasama apik semua pihak agar masalah stunting ini teratasi. Insyaallah kita berharap di tahun 2022 angka stunting di Kabupaten Malang sudah nol,”pungkas Sanusi.

Rencananya Rembug Stunting itu sendiri bakal digelar selama dua hari hingga Kamis besok.(Adv).

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button