ArtikelDKI JakartaJakartaNasionalpendidikan

Berorganisasi: Jalan Pengabdian, Pembelajaran, dan Perjuangan

Oleh: Lubis, S.H., M.H.
Wakil Bendahara Umum PB PMII

Jakarta,mitratoday.com – Di tengah pesatnya arus digital dan globalisasi, mahasiswa dituntut lebih dari sekadar berprestasi akademik. Mereka juga harus memiliki kemampuan memimpin, berpikir kritis, serta jiwa sosial yang kuat. Di sinilah organisasi mengambil peran penting sebagai ruang pembentukan karakter dan latihan kepemimpinan yang nyata.

Lubis, S.H., M.H., Wakil Bendahara Umum PB PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), menegaskan bahwa berorganisasi bukan hanya soal aktivitas kampus, tapi juga tentang kontribusi sosial. “Organisasi adalah tempat kita belajar, mengabdi, dan tumbuh sebagai pemimpin masa depan,” tegasnya.

Menurut Lubis, manfaat berorganisasi tidak hanya sebatas relasi atau kegiatan rutin, tetapi juga soal bagaimana mengasah tanggung jawab, keberanian mengambil keputusan, dan kemampuan menyelesaikan persoalan secara kolektif. “Di sinilah mahasiswa menempa diri—bukan hanya menjadi pintar, tapi juga bermanfaat,” tambahnya.

Ia mengutip salah satu tokoh PMII, Alm. Mahbub Djunaidi, yang pernah berkata, “PMII adalah tempat terbaik untuk melatih lidah agar fasih berbicara, melatih tangan agar terampil menulis, dan melatih hati agar peka terhadap penderitaan rakyat.” Kutipan ini, menurut Lubis, menggambarkan secara utuh nilai-nilai yang ditanamkan dalam organisasi PMII.

Berorganisasi juga menjadi wadah untuk menumbuhkan empati dan kesetiakawanan sosial. Mahasiswa diajak untuk terlibat langsung dalam problem masyarakat, bukan hanya sekadar memahami teori dari balik meja kuliah. “PMII mengajarkan kita untuk tidak diam saat ketidakadilan terjadi, untuk tidak netral saat rakyat terpinggirkan,” ucapnya.

Ia juga mengingatkan kembali pesan Bung Hatta: “Pemuda harus dididik dalam organisasi. Dari sana ia belajar berjuang dan bekerja untuk orang banyak.” Menurutnya, ini adalah landasan moral yang perlu dijaga oleh seluruh pemuda Indonesia agar tidak larut dalam individualisme yang kian menguat.

Lubis pun mengajak seluruh mahasiswa untuk tidak menjadikan organisasi sebagai beban tambahan, melainkan sebagai bagian dari proses menjadi pribadi yang matang dan tangguh. “Berorganisasi bukan pilihan tambahan, tapi kebutuhan zaman. PMII adalah ruang untuk belajar, bergerak, dan berkontribusi,” pungkasnya.

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Back to top button