Biaya Wisuda Tahfidz Pesantren Al-Quraniyah Manna Menuai Protes

Bengkulu Selatan,mitratoday.com- Gubernur Bengkulu Helmi Hasan telah mengeluarkan Surat Edaran yang melarang sekolah melaksanakan kegiatan study tour dan wisuda, mulai jenjang TK sampai SMA/SMK.
Namun kebijakan tersebut tidak sepenuhnya diindahkan oleh lembaga pendidikan. Misalnya saja yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Quraniyah, Bengkulu Selatan.
Mungkin karena Pondok Pesantren secara kelembagaan bukan di bawah Dinas Dikbud Provinsi, dan pesantren juga Yayasan milik swasta sehingga tidak ada kewajiban untuk menjalankan Surat Edaran Gubernur Bengkulu.
Terlepas hal demikian, mencuat bahwa biaya Wisuda Tahfidz Al-Quran tahun 2025 di Pondok Pesantren Al-Quraniyah menuai protes.
Salah satu Narasumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Pondok Pesantren Al-Quraniyah akan menggelar Wisuda Santri/Mahasantri pada Hari Rabu Tanggal 14 Mei 2025.
Sebanyak 72 Santri/Mahasantri mulai dari tingak RA, MI, MTs, MA dan Mahasiswa STIT Al-Quraniyah akan ikut Wisuda Tahfidz. Setiap wisudawan dikenakan biaya sebesar Rp 275 Ribu. Rinciannya, biaya selempang Rp 70 Ribu, sertifikat dan bingkai Rp 45 Ribu, Foto 2 buah Rp 40 ribu, snack 3 kotak Rp 30 ribu dan makan 3 porsi Rp 90 ribu.
“Bagi yang mampu mungkin tidak masalah, bagi yang ekonominya pas-pasan mungkin agak berat. Apalagi sebentar lagi kenaikan kelas, uang SPP harus dilunasi, uang bangunan harus dilunasi,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, untuk mendidik generasi Tahfidz di Bengkulu Selatan seharusnya pihak yayasan tidak memberatkan para santri. Namun untuk kegiatan wisuda, pihak yayasan bisa menggandeng donatur atau mengeluarkan anggaran dari yayasan.
“Cari tahfidz Al-Quran ini masih sulit di Bengkulu Selatan ni, selayaknya para tahfidz ini dikasih reward, bonus atau penghargaan, agar anak-anak di Bengkulu Selatan ini semangat menghafal Al-Quran, bukannya malah membebankan biaya-biaya kepada santri, yang mestinya bisa ditanggulangi oleh pihak yayasan,” sarannya.
Atau, menurutnya acara wisuda cukup dilaksanakan secara sederhana saja, sehingga tidak membebankan wali santri.
“Pondok Pesantren Al-Quraniyah punya Aula yang bagus, Masjid megah. Kan bisa dilaksanakan di situ secara gratis, kalau acaranya cuman sejam dua jam, kan gak perlu makan siang. Foto bisa kirim filenya aj, atau foto sendiri sendiri paka HP. Bisa lebih hemat,” ujarnya.
Menurutnya, wali murid tentu sangat bangga dengan prestasi dan hafalan Alquran yang telah dicapai oleh para santri. Dan juga berterimakasih kepada pihak yayasan yang telah membina.
“Pemerintah Daerah pernah menyebut akan menjadikan Bengkulu Selatan Kota Hafidz. Seharusnya ini benar-benar didukung, jangan sampai ada stigma miring di masyarakat yang menyebutkan bahwa dak usah ikut Tahfidz Al-Quran karena mahal, kan ini tidak baik. Malahan sebaiknya pemerintah dan yayasan memberikan bonus, reward atas prestasi ini, sehingga memancing anak-anak yang lain agar mau menghafal Al-Quran, bukannya malah dibebani dengan biaya-biaya seperti biaya wisuda ini,” katanya.
Dirinya bukan tidak setuju dengan Kegiatan Wisuda Tahfidz, malah sangat setuju. Namun seharusnya jangan memberatkan wali santri, dan seharusnya bisa dihematkan dengan acara sederhana, atau kegiatan wisuda diambil dari anggaran yayasan. Bisa disisihkan dari SPP yang dibayar setiap bulan atau disisihkan dari uang bangunan yang dibayar setiap tahun.
“Kami minta maaf, tidak ada maksud apa-apa, tapi ini demi kebaikan kita semua. Apalagi momen wisuda ini bertepatan dengan sebentar lagi kenaikan kelas. Saya ada dengar wali santri yang ngeluh, uang bangunan belum lunas, SPP beberapa bulan belum dibayar, ini ditambah lagi mau bayar uang wisuda, ini memberatkan bagi sebagian wali santri. Semoga ini menjadi pertimbangan bagi pihak yayasan Pondok Pesantren Al-Quraniyah,” pungkasnya.
(JN)