AdvertorialBlitarDaerah

BPBD Blitar Sikapi Kabar Adanya Potensi Megatrusth di Selatan Pulau Jawa

Pewarta : Novian

Blitar,Mitratoday.com-Kabar tersebut tentu menimbulkan rasa khawatir warga di bagian pesisir selatan Blitar, maka perlu ada kesiapsiagaan atau mitigasi bencana.

Hal itu disampaikan oleh Achmad Cholik selaku Kepala BPBD Kabupaten Blitar terkait adanya kabar hasil riset dari salah satu perguruan tinggi tentang adanya potensi Megatrusth di selatan Pulau Jawa, serta berpotensi menimbulkan gelombang tsunami, setinggi 12 meter, maka BPBD Kabupaten Blitar melakukan sosialisasi mitigasi bencana pada warga di pesisir selatan Kabupaten Blitar.

Ia juga mengatakan bahwa sesuai hasil riset tersebut potensi bencana tsunami di Pesisir Selatan Jawa bagian barat mencapai 20 meter, sedangkan di bagian timur setinggi 12 meter.

Diantaranya, lanjut Cholik, yaitu pengecekan peralatan Early Warning System (EWS), apakah sudah bisa berfungsi dengan baik.

“Sudah kita coba, sirinenya bisa bunyi. Dimana saat ini sudah dipasang di 2 titik, yaitu di Pantai Tambakrejo Kecamatan Wonotirto dan Pantai Jolosutro di Kecamatan Wates,” jelasnya, Rabu (7/10/2020).

Kedua alat tersebut bantuan dari pusat, diupayakan akan ditambah untuk dipasang di Pantai Pangi, Pantai Pasur dan pantai lain yang banyak penduduknya.

“Untuk pantai yang banyak penduduk atau warganya di Pantai Tambakrejo dan Pantai Serang,” ungkap Cholik.

Adapun dampak adanya potensi bencana tsunami di Kabupaten Blitar, terjadi pada 12 desa di 4 kecamatan. Yaitu di Kecamatan Wates, Panggungrejo, Wonotirto dan Bakung.

“Seperti di Pantai Tambakrejo ini, luas wilayah yang berpotensi terdampak bencana tsunami cukup luas dengan jumlah ribun orang,” tandasnya.

Dalam mitigasi bencana, kata Cholik, tidak hanya cukup peralatan saja, tapi manusianya juga harus siap.

“Seperti di Pantai Tambakrejo ini ada Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), yang sudah pernah mendapat pelatihan jika terjadi bencana dan perlu dilakukan refresh atau penyegaran,” terangnya.

Selain sosialisasi mitigasi bencana, juga disiapkan lokasi atau tempat evakuasi yang berada di atas bukit yang berjarak beberapa ratus meter. Karena gempa dengan durasi 20 detik yang berpotensi terjadi gelombang tsunami, ada jeda waktu sekitar 20 menit. Waktu yang cukup bagi warga, untuk melakukan evakuasi dan jalurnya sudah ada.

“Masyarakat sudah kita latih dan paham tanda-tanda bencana tsunami, tanggap dan langsung melakukan evakusi,” paparnya.

Ditambahkan Cholik untuk keadaan kedaruratan sudah disiapkan tenda dan peralatan lainnya, karena keterbatasan yang ada maka perlu bekerja sama dengan seluruh elemen OPD, intansi vertikal, relawan dan lainnya pungkasnya.(Adv/Kmf/Novian)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button