AdvertorialBENGKULU

BPKAD Kota Bengkulu Hadiri Rakor Pengendalian Inflasi Daerah

Kota Bengkulu,mitratoday.com – Pemerintah Kota Bengkulu terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah, salah satunya dengan mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kementerian Dalam Negeri RI dan kementerian/lembaga terkait yang digelar secara daring, Senin (23/6/2025).

Rakor yang dipimpin langsung oleh pejabat tinggi pusat ini diikuti oleh Wakil Walikota Bengkulu Ronny PL Tobing, didampingi Asisten II Bidang Perekonomian Sehmi, Inspektur Inspektorat Eka Rika Rino, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Gita Gama, serta sejumlah pejabat dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan perangkat daerah terkait. Kegiatan berlangsung di Ruang Monitoring Center Diskominfo Kota Bengkulu.

Dalam forum tersebut, para peserta membahas dinamika terkini inflasi daerah berdasarkan data Indeks Perkembangan Harga (IPH) di berbagai wilayah. Data nasional menunjukkan bahwa pada minggu ketiga Juni 2025, lebih banyak kabupaten/kota yang mengalami penurunan IPH dibandingkan yang mengalami kenaikan. Namun demikian, beberapa wilayah masih mencatatkan lonjakan harga yang cukup signifikan.

Kabupaten Ogan Ilir menjadi daerah dengan kenaikan IPH tertinggi di wilayah Sumatera, yaitu sebesar 2,10%. Sementara di Pulau Jawa, Kabupaten Lamongan mencatatkan kenaikan IPH tertinggi dengan angka mencapai 3,32%. Kenaikan ini menunjukkan perlunya langkah-langkah cepat dan strategis dari masing-masing pemerintah daerah dalam menekan gejolak harga di pasar.

Selain itu, laporan Kementerian Dalam Negeri juga menyoroti beberapa komoditas strategis yang menjadi penyumbang inflasi. Salah satunya adalah minyak goreng merek “Minyakita” yang di sejumlah kabupaten/kota terpantau dijual di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp15.700 per liter. Beberapa daerah yang mengalami lonjakan harga tersebut antara lain Kabupaten Lumajang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Tolikara, dan lainnya.

Tak hanya minyak goreng, harga telur ayam ras juga mengalami peningkatan signifikan, dengan kenaikan rata-rata mencapai 31,67% di beberapa wilayah. Di sisi lain, terdapat kabar baik dengan turunnya harga cabai merah hingga 68,61% di sejumlah daerah, yang sedikit memberikan keseimbangan dalam fluktuasi harga bahan pokok.

Menanggapi hal ini, Wakil Walikota Bengkulu Ronny PL Tobing menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Ia menyatakan bahwa Pemkot Bengkulu akan terus memperkuat koordinasi lintas sektor, serta memantau secara intensif perkembangan harga di lapangan.

“Kami berkomitmen untuk menjaga keterjangkauan harga bahan pokok bagi masyarakat Bengkulu. Koordinasi aktif dengan pusat dan daerah lain adalah kunci untuk menekan inflasi dan menjaga ekonomi tetap tumbuh secara sehat dan berkelanjutan,” ujar Ronny PL Tobing usai mengikuti rakor.

Senada dengan hal itu, Kepala Diskominfo Kota Bengkulu Gita Gama menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pemantauan harga berbasis digital akan terus dikembangkan untuk mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan akurat.

Rakor Pengendalian Inflasi Daerah yang rutin digelar oleh pemerintah pusat ini merupakan salah satu strategi nasional untuk menjaga kestabilan ekonomi daerah, memastikan keterjangkauan harga, dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok, terutama menjelang momen strategis nasional seperti tahun ajaran baru dan Hari Besar Keagamaan Nasional.

Dengan semangat kolaborasi dan pengawasan aktif, Pemkot Bengkulu berharap dapat terus menjaga ketahanan ekonomi lokal dan melindungi daya beli masyarakat dari gejolak inflasi yang berpotensi melemahkan kondisi sosial-ekonomi masyarakat.(Adv).

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Back to top button