DaerahHeadline

Calon kades di Hujan Panas, diduga ada pencegalan dari pihak Oknum panitia Pilkades

PUT | Mitratoday.com – Proses Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Hujan Panas, Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT) yang bakal digelar pada 2 Agustus 2017 mendatang, diwarnai dugaan kecurangan dengan adanya upaya penjegalan salah satu kandidat calon kepala desa (Cakades) oleh sejumlah oknum.

Cakades Hujan Panas, Kecamatan PUT, Johan Supri (39) menyayangkan adanya upaya penjegalan dirinya dalam maju Pilkades di desa tempat tinggalnya. Hal itu pun, diakuinya terjadi sejak dari awal pengurusan berkas administrasi yang dijalaninya.
Indikasi kuat, upaya penjegalan tersebut dilakukan dengan adanya ‘Kongkalikong’ antara dua kandidat Cakades lainnya dengan Pjs Kades setempat yang kini masih menjabat, yakni Hendri Kesuma.
“Dari awal mengurus berkas, saya sudah dipersulit. Misal, hal-hal yang berkaitan dengan administrasi yang saya minta dengan Pjs Kades, semisal surat keterangan domisili yang mesti dikeluarkan oleh Pjs Kades atau Sekdes, malah dipersulit oleh oknum tersebut untuk dikeluarkan, termasuk memberikan tanda tangan atau cap saat dibutuhkan dalam mengurus berkas lain,” ungkap Cakades, Johan Supri kepada Mitratoday, Rabu (12/7).
Ia menceritakan, indikasi kuat adanya upaya penjegalan tersebut pun, nampak semakin jelas setelah Pjs Kades sangat sulit ditemui saat dirinya mengurus berkas administrasi. Bahkan, Panitia Kecamatan pun sampai-sampai turun tangan, guna mencarikan solusi terkait administrasi yang dibutuhkan dalam Pilkades mendatang.
“Contohnya saja, saat saya akan mengurus berkas ke Sekdes, dirinya terus menghindar, begitu juga Pjs Kades dengan beragam alasan supaya tidak bisa saya temui. Terakhir, saat saya ingin meminta cap, sampai-sampai saya harus berkonsultasi ke pihak kecamatan hanya sekedar untuk membuat surat pengantar,” keluhnya.
Meski akhirnya sempat bertemu dengan Pjs Kades, tetapi oknum Pjs Kades meminta uang, guna mengurus administrasi sebesar Rp. 100 ribu sebagai balas jasa pembubuhan tanda tangan dalam berkas yang digunakan sebagai syarat maju sebagai Cakades.
“Saat saya ketemu dengan Pjs Kades itu, memang saya mendapatkan tanda tangan, tapi berkasnya tidak dicap. Itu yang saya kesalkan. Ditambah, saat saya menemui Sekdes, Edi Kesuma untuk meminta cap, malah dia tidak memberikan dengan alasan tidak ada mandat dari Pjs Kades dan tidak ada satu cap pun yang ia miliki terkait Perangkat Desa,” jelas Johan.
Keluhan tersebut pun, ia sampaikan kepada wartawan usai dirinya merasa jadi korban ‘Kongkalikong’ tersebut. Terlebih diketahui, dua orang Cakades lainnya, yakni Sarmedi dan Jayadi yang diketahui bersaudara kandung, selama ini dikenal akrab dengan Pjs Kades saat ini, Hendri Kesuma.
“Saya sayangkan, karena Panitia Pilkades saat ini mengaku, mendapatkan keluhan dari Pjs Kades terkait keabsahan persyaratan domisili di berkas saya. Padahal, yang jadi masalah adalah, saya terus mendapatkan upaya penjegalan yang dilakukan oknum-oknum tersebut,” keluhnya. (Anas)
Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button