BlitarDaerahjawa Timur

Desa Sragi Nguri-nguri Warisan Leluhur Lewat Pelatihan Karawitan dan Tari Tradisional

Blitar,mitratoday.com – Di tengah derasnya arus modernisasi, Desa Sragi, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar tetap teguh menjaga jati dirinya. Pemerintah Desa Sragi aktif melestarikan warisan budaya leluhur dengan menyelenggarakan pelatihan karawitan dan tari tradisional, sebagai bentuk nyata dalam nguri-nguri budaya lokal agar tetap hidup di tengah masyarakat.

Kepala Desa Sragi, Leni Puji Astuti, S.Psi, menyampaikan bahwa pelatihan ini menjadi bagian penting dari upaya membangkitkan semangat cinta budaya di kalangan warga, khususnya generasi muda.

“Pelatihan karawitan ini adalah bentuk kepedulian kami dalam melestarikan budaya yang telah diwariskan para leluhur. Alat musik tradisional yang ada kita manfaatkan, dan sebagian lainnya kita anggarkan melalui Dana Desa untuk melengkapinya,” tutur Kades Leni.

Tak hanya dari dana desa, dukungan pun datang dari Dinas Pariwisata melalui hibah yang diajukan dalam Musrenbang tahun 2024. Bantuan ini memperkaya instrumen gamelan Desa Sragi, menjadikan pelatihan semakin representatif dan berkualitas.

Lebih dari sekadar latihan musik, pelestarian budaya di Desa Sragi juga menyentuh ranah seni tari. Kades Leni mengungkapkan bahwa desa memiliki peninggalan budaya yang bernilai tinggi, yakni Tari Bedayan dan Tari Klasik, yang diyakini memiliki keterkaitan erat dengan budaya Keraton Yogyakarta. Kesenian ini merupakan warisan dari Eyang Kromo Prawiro (Mbah Tugurejo), sosok yang sangat dihormati oleh masyarakat setempat.

“Setiap Minggu masih rutin digelar latihan Tari Bedayan dan Tari Klasik. Tahun lalu, kami fokus pada pelatihan tari, dan tahun ini giliran pelatihan karawitan. Semuanya untuk menjaga kesinambungan warisan budaya,” jelasnya.

Kegiatan pelatihan ini tidak hanya menjadi wadah ekspresi seni, namun juga sebagai sarana edukasi lintas generasi. Pemerintah desa berharap dengan pelatihan yang terus berlanjut, generasi muda mampu memainkan gamelan dan menari, sehingga budaya lokal Desa Sragi tetap lestari dan tak hilang ditelan zaman.

Puncak pelestarian budaya ini terasa sakral setiap malam 1 Suro, saat warga Desa Sragi menggelar selamatan tumpeng untuk mengenang jasa Eyang Kromo Prawiro. Acara tersebut dilanjutkan dengan kirab tumpeng dan pertunjukan kesenian budaya yang menggambarkan kekayaan spiritual dan kultural desa.

“Kami ingin anak-anak desa ini tidak hanya mengenal budayanya, tapi juga mencintainya. Karena dari cinta itulah akan lahir semangat menjaga dan mewariskan,” pungkas Kades Sragi.

Dengan semangat gotong royong, cinta budaya, dan dukungan dari berbagai pihak, Desa Sragi menunjukkan bahwa melestarikan budaya bukan sekadar menjaga tradisi, tapi juga membangun identitas dan kebanggaan bersama.

( Novi )

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Back to top button
MITRATODAY