Diduga Pertahankan 3 Atlet Compound Putra, Sasmarianto : Bukan Anak atau Saudara Kami Yang Jadi Atlit

Pekanbaru,mitratoday.com-Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Riau, Sasmarianto menyatakan, kalau proses penyaringan atlit untuk POPNAS Jakarta dilakukan secara fair play dan sportifitas tinggi. Hal tersebut disampaikannya dalam rapat penyelesaian polemik penetapan hasil seleksi POPNAS di Sekretariat Pengprov Perpani Riau, Venue Panahan UIR Pekanbaru, Jumat (22/08/2025).
Dalam rapat disampaikannya, penyebab diawal devisi Recurve ditiadakan adalah berdasarkan hasil Kejurnas Junior beberapa waktu lalu, devisi Compound putra sukses meraih medali. Namun setelah ada protes, barulah Recurve diikutsertakan dalam Selekprov.
“Kami tidak ada kepentingan disini. Tidak ada anak, saudara kami yang jadi atlit. Dan yang kami susun disini berdasarkan keputusan bersama, ” ungkap Sasmarianto didalam rapat menjelaskan Pengprov Riau tidak memiliki kepentingan dan tidak memiliki anak sebagai atlit panahan.
Sementara itu, salah seorang yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, pernyataan Binpres Pengprov Perpani Riau itu tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan. Menurutnya, sangat disayangkan, seorang tenaga pengajar disebuah Universitas swasta terkemuka di Kota Pekanbaru berbicara tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
“Bohong dia (Sasmarianto-red). Se-Riau juga tahu, kalau oknum anak pelatih juga sebagai atlit yang kemarin juga ikut dalam Selekprov tersebut,” ungkapnya membeberkan seorang anak pelatih yang lagi mengikuti seleksi, Sabtu (23/08/2015) kepada wartawanMitratoday.com.
Disampaikannya, Pengprov Riau tidak fair play dan tidak menjaga sportifitas terhadap pembinaan atlit. Dengan sistem 1 paket yakni 3 atlit putra ditambah 1 atlit putri dan diadunya devisi Compound jarak 50 meter dengan Recurve jarak 70 meter, itu sama saja telah terjadi ketidak adilan bagi atlit.
“Dugaan, aroma kecurangan itu sudah terjadi dari awal. Kok mau melakukan ini semua?. Atlit yang susah-susah berlatih dan bertanding, kenapa hasil rapat pula yang menjadi keputusannya?,” tegasnya pula sambil bertanya-tanya.
Untuk informasi, menurut Technical Handbook (THB) terkait aturan jadwal, sistem, dan hal penting lainnya sebagai mana telah dikeluarkan oleh Pengprov Perpani Riau sebelumnya, terdapat peraturan sebagai berikut:
Jika TIDAK TERCAPAI LIMIT SKOR, maka akan dilihat skor yang lebih mendekati limit yang ditetapkan, dengan tetap mempertimbangkan peluang tampil di nomor BEREGU dan MIX TEAM, keputusan mengenai hal ini menjadi kewenangan Pengprov Perpani Riau.
Sementara itu, pada hasil akhir seleksi terjadi pencapaian Limit skor Individu plus 7 poin dan Mixedteam plus 41 poin oleh atlit devisi Recurve putri atas nama Livia Shakila atlit asal binaan Pengkot Perpani Kota Pekanbaru.
Diduga, Pengprov Perpani Riau tetap bersikukuh menyatakan devisi Compound beregu putra tetap keluar sebagai pemenang Selekprov tersebut. Sebab Compound mencapai Limit di beregu putra plus 37 poin. Sementara itu di Limit Compound Mixedteam MINUS 43 poin.
(Iswadi)