
Bengkulu,mitratoday.com – Belum lupa diingatan kita dengan istilah uang pelicin dikalangan pejabat yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara, beberapa waktu lalu hal itu diduga dilakukan oknum Anggota DPRD Bengkulu Utara dengan istilah uang pelincin. Namun kali ini hal itu kembali terjadi, yakni diduga dilakukan oknum Kepala Desa, bahkan sampai videonya beredar.
Tentu untuk mencapai tujuan program Bengkulu Utara Bebas pungli tidak segampang tanda tangan deklarasi “Bengkulu Utara Bebas Pungli”. Pasalnya, Baru-baru ini Beredar Video Oknum kepala desa gencar untuk menggantikan perangkat desa (PARADES)-nya, lantaran diduga mempunyai tujuan kepentingan pribadi untuk meloloskan Tes calon PARADES.
Mirisnya lagi, Jauh-jauh hari sebelum beredarnya Video yang beredar di medsos, Oknum kepala desa tersebut (Sarkawi) dikabarkan, memberikan warning kepada warganya. Mengingat kekosongan jabatan perangkat desa (PARADES) Desa Tanjung karet kecamatan Air Besi kabupaten Bengkulu Utara, diduga diminta uang kutipan/pelicin sebesar Rp 15.500.000 Per Bakal calon perangkat desa (PARADES).
Adanya dugaan tersebut, Tim Saber Pungli Bengkulu Utara Diminta Bertindak tegas, Demi untuk Bengkulu Utara Bebas pungli.
Lalu timbul pertanyaan, siapa atasan kepala Desa Tanjung karet kecamatan Air Besi kabupaten Bengkulu Utara?
“Camat kah, Bupati kah” atau akal-akalan saja dari Oknum kepala Desa tersebut, sebagaimana yang dilansir dalam pemberitaan Video yang berdurasi 26 menit 27 detik. Dikutip dari media Redaksi88, Minggu (15/10/2023).
Pertemuan antara kedua belah pihak antara oknum kades dengan beberapa warganya ini dilakukan di pondok sebuah kolam di desa setempat. Kepala Desa Tanjung Karet, Sarkawi mengatakan, bahwa video itu tidak benar. Kendati demikian dirinya minta agar video tersebut agar dihapus.
“Tolong dihapus video itu, bang,” ujar Sarkawi saat dikonfirmasi oleh awak media, (14/10/2023).
Sarkawi menjelaskan, pihaknya tidak mau repot terkait video tersebut. Dirinya pun menyebutkan terkait dengan video itu sulit untuk dijelaskan.
“Penjelasannya sudah disampaikan. Tidak usah membahas soal itu lagi,” ungkapnya melalui sambungan telepon genggam.
Sementara itu, salah seorang warga yang namanya enggan untuk disebutkan mengakui, bahwa adanya dugaan ‘mengutip uang’ untuk mengisi jabatan perangkat desa itu.(AR)