BlitarDaerahHeadlineKesehatanWisata

Kampung Coklat Salah Satu Tempat Wisata Boleh Buka, Ini Alasannya

Pewarta : Novian

Blitar,mitratoday.com-Pandemi Covid-19 semakin melandai di Indonesia, begitu juga di Kabupaten Blitar yang menurut Asesmen Kemenkes masuk level 1. Namun menurut Inmendagri masih level 3, jadi tempat wisata masih belum di perbolehkan buka, tetapi Kampung Coklat satu-satunya tempat wisata yang di perbolehkan buka.

Mengapa Kampung Coklat, karena Kampung Coklat sudah mendapatkan sertifikasi dari Kemenparekraf untuk uji coba buka setelah mendapatkan sertifikasi CHSE dan Peduli lingkungan.

Menurut Edi Purwanto Head Office, Kampung Coklat sudah dari satu tahun yang lalu sudah mempunyai sertifikat CHSE.

“Penerapan CHSE sudah di awali, kemudian didalamnya kita siapkan 20 satgas. Kita juga mengajukan ke Kemenparekraf untuk aplikasi peduli lindungi yang saat ini diterapkan,” kata Edi Purwanto.

Kampung Coklat juga dari 40 Destinasi Wisata,termasuk 20 yang boleh melakukan uji coba di buka,”nah kita sudah buka dari tanggal 25 kemarin,”tandasnya.

Bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Kampung Coklat cukup di handphonenya mempunyai aplikasi peduli dan sudah di vaksin, suhu badan tidak boleh panas melebihi 37 °, dan di bawah 13 tahun tidak boleh masuk.

“Inilah yang ingin Kami sampaikan dari Kampung Coklat. Mohon agar anak umur di bawah 13 tahun boleh masuk, karena tempat wisata itu kan justru orang-orang dewasa pasti bawa anak kecil. Maka kita harapkan di perbolehkan, yang penting sehat,” ujarnya.

Karena Kampung Coklat sudah mendapatkan sertifikat CHSE dan protokol kesehatan selalu dijaga ketat, dan yang menilai sertifikasi dari masyarakat sendiri.

“Karena kalau kita jelek dalam penerapan protokol kesehatannya, masyarakat bisa langsung scan, masyarakat langsung bisa komentar,dan sertifikasi itu bisa langsung di cabut,”pungkas Edi.

Intinya, kita Kampung Coklat sudah
Clean ya, sudah aman lah untuk semuanya. Setiap dua jam kita semprot disinfektan, tempat duduknya juga berjarak. Keamanan untuk kesehatan dan prokes nya kita jaga dan patuhi,satu lagi di Kampung coklat juga tersedia ruang kesehatan,” beber Edi Purwanto 

Selain itu, Edy menerangkan bahwa  animo masyarakat sebenarnya tinggi sekali, hanya kadang masyarakat kurang mengerti dan banyak yang tidak punya aplikasi peduli lindungi.

“Karena untuk bisa masuk ke Kampung coklat harus punya aplikasi peduli lindungi,sedangkan yang memiliki aplikasi tersebut hanya 30 persen saja. Jadi, harus download dulu atau punya kartu vaksin,”beber Purwanto.

Pihaknya berharap, Mudah-mudahan keadaan bisa normal kembali seperti semula,”kita bisa mengurangi satgas, masyarakat jika masuk ke Kampung coklat ini tidak usah pakai aplikasi lagi dan sebagainya,”ungkap Edy Purwanto.

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button