DaerahJambi

Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg di Geragai Tak Berujung

GERAGAI, mitratoday.com – Keluhan masyarakat terkait kelangkaan gas elpiji berukuran 3 kg di sejumlah wilayah Kecamatan Geragai, nampaknya tak berujung.

Hasil pantauan mitratoday di lapangan, setiap kali masyarakat membutuhkan gas berukuran 3 kg, mereka harus rela menyisir kesetiap pengecer untuk menanyakaan ketersediaan gas berwarna hijau tersebut. Namun tak jarang para pengecer kehabisan stok penjualannya.

Seperti yang dialami Ista Gondrong (33), salah satu warga pandan jaya RT 17/04 Kecamatan Geragai yang mengatakan, bahwa sudah dua hari kosong. Bahkan dia memperoleh gas melon itu di desa lain dengan harga fantastis.

“Sedangakan di desa kami pangkalan begitu banyak, kurang lebih dari 8 pangkalan yang ada di Kelurahan Pandan Jaya,” jelasnya.

“Aneh nya, baru masuk sore dari agen ke pangkalan, besok pagi nya sudah gak ada lagi, kalo kami tanya kosong, karena pangkalan mengutamakan pengecer yang pakai motor, sementara kami cuma beli satu harus pakai foto copi kk dan KTP.

Kami minta untuk dinas terkait, agar menanggapi secara serius atas kelangkaan gas melon ini, termasuk pangkalan yang tidak mematuhi aturan, kapan perlu cabut izin nya, untuk apa pangkalan banyak, cuma menguntung dia, tidak mengutama kan warga setempat,” ungkapnya dengan nada kesal.

Di tempat terpisah, seorang ibu rumah tangga, Nur (30) juga mengeluhkan atas kelangkaan gas melon tersebut.

“Sudah dua hari kami gak masak pak, bahkan untuk susu anak kami, kami aduk pakai air dingin,” keluhnya.

“Ini harus ada pengawalan ketat dari intansi terkait, jangan sampai ada pangkalan gas elpiji 3 kilo ngirim ke luar wilayah desanya, disamping itu pengiriman agen ke pangkalan juga harus stabil, dengan begitu kelangkaan gas sedikit dapat tertangani,” tegasnya saat di jumpai mitratoday.com di kediaman nya.(7on)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button