DaerahHeadlineMalang

Kerap Macet, Jalan Bekas Rel Di Kepanjen Bisa Jadi Alternatif, Seperti Apa ?

Malang,mitratoday.com – Resiko sebuah Ibu kota daerah tentu menjadi permasalahan tersendiri dengan dinamika yang ada, tak terkecuali Kota Kepanjen.

Sejak tahun 2018 lalu Kota Kepanjen telah ditetapkan Pemerintah sebagai ibu kota Kabupaten Malang. Imbas dari penetapan sebagai Ibu kota, Pembangunan di Kepanjen semakin pesat. Di sana banyak tumbuh hotel dan tempat nongkrong, bahkan Kantor Pemerintahan sendiri perlahan mulai berpindah di Kecamatan Kepanjen.

Imbasnya, Kepadatan arus kendaraan dari dan ke arah Kepanjen kerap terjadi. Meski untuk menuju Kepanjen ada dua akses yang bisa digunakan oleh pengendara motor saat ini yaitu melewati jalan raya Kebonagung di sebelah barat dan dari Kendalpayak Pakisaji disebelah timur.

Kepadatan arus kendaraan hingga menyebabkan macet tersebut diakui Camat Kepanjen Eko Margianto. Kepada Mitratoday.com ia mengatakan kemacetan tersebut diakui kerap terjadi. Menurutnya itu adalah bagian dinamika status Kepanjen menjadi Ibukota Kabupaten Malang.

“Bagi kami sih memang dinamika seiring majunya pembangunan di Kabupaten Malang ya, terutama di Kepanjen sebagai ibukota, dan itu (macet) tidak bisa kita pungkiri,” kata Eko Margianto rabu (23/2/2022).

Untuk mengurai kemacetan tersebut, Eko mengaku sempat berdiskusi dengan Kepala Dinas PU Bina marga Kabupaten Malang untuk mencarikan solusi agar kepadatan tersebut bisa dikurangi.

Di tiga desa Kecamatan Kepanjen lanjut Eko terdapat akses jalan bekas rel kereta api yang bisa dijadikan pengembangan jalan baru ke Kepanjen.

“Sebenarnya mulai dari wagir Pakisaji dan Kepanjen itu ada jalan bekas rel kereta api yang sudah gak digunakan lagi dan sudah diserahkan dan menjadi aset milik Pemkab Malang. Di wilayah Kepanjen akses tersebut melintasi wilayah Curungrejo, Jatirejoyoso hingga Sukoraharjo,” ulas Eko Margianto.

Dengan panjang sekitar 10 kilometer dengan lebar jalan sekitar 7 meter , Eko menyebutkan jika jalan bekas rel kereta api tersebut sangat memungkinkan di jadikan jalur alternatif kendaraan menuju Kepanjen.

Selain menjadi aleternatif ,lanjut mantan Camat Dau ini bisa mendukung desain tata kota Kepanjen. Karena disepanjang di jalan alternatif tersebut pengendara akan disuguhi area persawahan hijau.

“Ya bagi kami sangat menguntungkan ya selain bisa mengurangi kepadatan arus kendaraan di bekas jalan rel kereta api ini jika dijadikan jalan baru, maka pengendara akan disuguhi hijaunya pemandangan sawah petani,” tukasnya.

Lantas sejauh mana progres nya, Eko merinci untuk di akses desa Jatirejoyoso masih berupa jalan makadam, sementara di Sukiraharjo masih berupa tanah.

Terakhir, Eko berharap jika Pemerintah dalam hal ini dinas terkait bisa melakukan uji kelayakan menjadi jalan baru pengurai kemacetan jalan.

“Sehingga selain pembangunan maju, ikon Kepanjen sebagai Ibukota Kabupaten Malang akan semakin lengkap dengan banyaknya alternatif jalan ke Kepanjen.” Harapnya.

Pewarta : Sigit

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Back to top button