Bangka BelitungDaerah

Ketum HPI Pusat Alex kecam aksi premanisme di Babel, Ungkap Dalangnya

Pangkal Pinang,Mitratoday.com-Dalam aksi premanisme yang dilakukan sekelompok oknum warga membuat pegiat Pers yang ada di Bangka Belitung berang, Purwanto selaku ketua FPII Babel pun merasa miris terkait kejadian seoarang wartawan di Babel (Rikky Fermana/MAPIKOR) mendapat ‘musibah’ berupa kekerasan fisik saat melakukan kegiatan jurnalistik di lapangan.

Namun kejadian itu pun kini sempat membuat ketua umum (ketum) Himpunan Pewarta Indonesia (HPI) pusat, Alex Husein Gamalama SH pun merasa berang lantaran tak terima atas kejadian yang dialami sejumlah wartawan/pewarta saat sedang melaksanakan profesi mencari fakta kebenaran di lapangan.

Bahkan ia sendiri mengaku sangat terkejut tatkala menerima laporan langsung dari ketua HPI Babel yang menceritkan jika Kamis (17/10/2019).

“Terus terang saya sempat merasa kaget usai menerima kabar dari Babel (Rikky Fermana/MAPIKOR). Alangkah biadabnya ada sekelompok oknum warga menghadapi wartawan dengan cara preman seperti itu,” ungkap Maskur Husen SH yang juga berprofesi sebagai pengacara di ibukota Jakarta.

Tak cuma itu lagi-lagi Alex menyesalkan sikap arogansi sekelompok massa yang tak dikenal itu dianggapnya telah melecehkan profesi wartawan dalam menjalankan tugas di lapangan, terlebih seseorang dari kelompok massa itu sempat mengumpat kalimat yang sangat tak wajar.

“Umpatan kasar atau makian hingga wartawan disebut datang ke lokasi mau cari duit. Nah ini kan jelas sikap yang memang telah merendahkan harga diri wartawan,” sesalnya.

Namun begitu ia menilai sekaligus menganalsa jika kejadian tindak kekerasan yang dilakukan oknum warga tersebut (Ceduk CS) serta tindakan intimidasi terhadap wartawan sesungguhnya ada dugaan aksi sekelompok massa diindikasinya merupakan orang-orang ‘bayaran’ atau suruhan oleh seorang oknum yang hendak menguasai lahan di dusun setempat (Mengkubung Belinyu).

“Nah! analisa saya seperti itu dan ini setelah mendapat cerita panjang lebar dari ketua HPI Babel,” ungkapnya.

Terlebih ia sendiri pun menilai jika di balik kasus kejadian tindak kekerasan terhadap wartawan di Belinyu itu ada ‘kejanggalan’ lantaran sekelompok massa yang ribut soal lahan di dusun Mengkubung justru diketahui bukanlah warga dusun setempat, melainkan warga dari luar dusun namun mengatasnamakan masyarakat Belinyu.

“Aneh yang ribut soal lahan di dusun itu malah orang luar dusun Mengkubung?, semestinya yang protes itu yakni warga dusun itu sendiri bukan sebaliknya orang luar. Nah ada apa di balik kasus ini?,” ujarnya.

Bahkan Alex pun menilai di balik kasus dugaan tindak kekerasan dan pengeroyokan wartawan di Belinyu ini tak lain ada pihak lain yang memiliki kepentingan untuk menguasai lahan itu dengan cara menggunakan jasa para preman.

“Ungkap dalangnya!. Aksi preman seperti itu tidak boleh dibiarkan sebab ini negara hukum punya aturan yang jelas untuk dipatuhi setiap warga negara Indonesia,” tegasnya.

(hpi/Adi)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button