HeadlineSulawesi

Menteri Agama Apresiasi Sulut Jaga Kerukunan Beragama

Manado, Mitratoday.com – Kita bersyukur bangsa ini masih mampu menjaga jati dirinya sebagai bangsa Indonesia, meskipun tentu di beberapa tempat ada kasus-kasus yang harus memerlukan perhatian yang lebih serius oleh pemerintah dan kita semua, karena konflik-konflik yang terjadi tapi secara keseluruhan kita bersyukur.

Dan tingkat kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia, Sulut termasuk yang tinggi dan baik selain daerah lain yang ada di Indonesia.

Hal ini ditegaskan langsung oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, kepada wartawan usai membuka Seminar Nasional Kebangsaan yang digelar oleh KGPM bertempat di Gedung Graha Gubernuran bumi beringin Manado, Kamis (26/10/2017) siang tadi.

Lukman, menyebutkan selain NTT dan Bali tingkat indeks kerukunan yang baik provinsi Sulut termasuk salah satu indeks tertinggi dalam kerukunan beragama.

“Ini harus terus dijaga, dipelihara, dan dirawat dengan sebaik-baiknya, karena kerukunan, kedamaian antar sesama umat beragama tidak turun begitu saja dari langit, ini harus terus diupayakan kita semua.” Tukas Lukman.

Lanjutnya sebagai Menteri Agama, Lukman mengapresiasi kegiatan Seminar Nasional Kebangsaan ini, lewat kegiatan ini cara kita menjaga dan memelihara sekaligus merawat kerukunan kita dengan cara bagaimana Agama bisa dikembalikan kepada subtansi dan esensi ajaran sesungguhnya,” pungkasnya.

Sementara itu menurut Steven Kandouw, tidak membalas tindakan radikalisme dan fundamentalisme dengan tindakan radikalisme dan fundamentalisme.

“Lalu, sempat ribut kedatangan bapak Fahry Hamzah di Sulawesi Utara, alasan pemerintah menyambut bapak Fahry Hamzah karena beliau adalah wakil ketua DPR dan kedua kita adalah kaum nasionalis, tidak membalas tindakan radikalisme dan fundamentalisme dengan tindakan sama,” terang Steven Kandouw.

Lanjut Steven Kandouw pada acara yang dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, radikalisme dan fundamentalisme bukan penyakit agama tertentu saja tapi juga penyakit semua agama. Semua agama berpotensi melahirkan radikalisme dan fundamentalisme.

“Di Negeria ada boko haram, tidak usah jauh-jauh boleh pergi ke Myanmar disana ada fundamentalis Budha, di Irlandia ada fundamentalis Katolik yang sangat kejam, juga ada fundamentalis Protestan. Singkat kata, semua agama berpotensi melahirkan radikalisme dan fundamentalisme,” jelas Steven Kandouw.

Pembukaan seminar juga dihadiri Ketua MPH PGI, Pdt. Dr. Henriette Hutabarat, Ketua Majelis Pertimbangan KGPM, Dr SH Sarundajang, Ketua Umum KGPMFetrisia Aling, Ketua MG Tedius Batasina, mantan Ketua Umum PGIPendeta Yewangoe, Gembala-gembala dan jemaat KGPM.

Pewarta : Effendy

Editor : Uj Thahar

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button