
Malang,Mitratoday.com-Ada pemandangan tak sedap yang sering didapati saat melintas di sepanjang kota Kepanjen,terutama mulai pasar hingga perempatan kepanjen dan sekitarnya.
Pasalnya hampir tiap hari di daerah-daerah tersebut menjadi surga bagi anak jalanan (Anjal),pengemis untuk mengais rejeki.
Bagi mereka potensi Kota Kepanjen untuk meraup rupiah sangat terbuka lebar. Ditambah kota Kepanjen yang sudah ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Malang.
“Ya hanya ikuti kata hati saja, kok enak cari uang disini (Kepanjen),”kata Hadi (27) salah satu anjal yang berhasil ditemui Mitratiday.com sabtu (20/2/2021).
Apakah tidak takut terkena razia, pria asal Wlingi Blitar ini mengaku sudah terbiasa di razia. Baginya, sudah menjadi resiko jika terkena razia saat mengamen di jalanan.
“Ya mau bagaimana lagi, kita hanya kerja mencari uang dengan cara mengamen, kalau kena razia bagi kami sudah biasa,”beber Hadi.
Sementara itu camat Kepanjen Abai Saleh S.sos.MM menjelaskan, hampir setiap minggu Kota Kepanjen diserbu oleh anjal maupun pengemis dari luar daerah, salah satunya seperti dari daerah Blitar.
Baginya dan jajaran Muspika Lainnya, kondisi seperti ini menjadi sebuah dinamika yang memerlukan solusi cepat agar bisa segera dicarikan jalan keluar. Apalagi kota Kepanjen menjadi salah satu barometer Kabupaten Malang, sehingga akan menjadi sorotan berbagai pihak.
“Strategi kita ya melakukan pendekatan ke mereka, sekali-sekali juga kita operasi dan kita tertibkan,”kata Abai Saleh sabtu (20/2/2021).
Apakah tidak ada upaya membersihkan Kepanjen dari Anjal, Abai menjawab jika hal itu sulit dilakukan. Keberadaan mereka juga untuk mencari rejeki, jika dipaksakan untuk di tertibkan terus menerus, ia justru khawatir akan ada perlawanan kepada petugas.
“Karena ini kan berhubungan dengan isi perut, jika kita razia dan ditertibkan, kita khawatir akan ada perlawanan dan berujung kontak fisik dengan petugas. Kasihan jika kita paksakan terjadi,” tandas Abai Saleh.
Solusinya, terang Abai adalah dengan melakukan pendekatan humanis, dan ini, diakui mantan Kabag Pertanahan ini sudah dilakukan dirinya dengan lima pilar Kepanjen.
Kendati, bukan perkara mudah namun Abai optimis dengan sinergitas lima pilar dan satuan perangkat kerja Kabupaten Malang, solusi untuk menangani problem anjal segera ditemukan.