BengkuluBENGKULU

Oknum Lurah, RW dan RT Diduga Main Mata : Bantuan Gempa Dipotong?

Bengkulu,mitratoday.com Tragedi belum benar-benar usai bagi warga korban gempa di Perumahan Betungan Raflesia Asri, Bengkulu.

Di tengah trauma dan reruntuhan rumah, warga justru dihadapkan pada tragedi kedua yang lebih kejam, yakni dugaan pemalakan bantuan oleh oknum aparat setempat.

Bukan hanya logistik yang diduga tak merata, tapi uang bantuan pun diduga “disunat” oknum Lurah, RW, dan RT. Uang korban yang seharusnya menyambung hidup malah diduga jadi bancakan.

Bantuan Disabotase, Posko Dilewati

Sumber dari lapangan menyebut, bantuan yang dikirim pemerintah dan relawan bukannya disalurkan lewat posko resmi, malah diduga dialihkan ke rumah pribadi oknum Ketua RW 07—yang ironisnya bukan termasuk wilayah terdampak gempa paling parah.

“Ada apa logistik numpuk di rumah pribadi? Jelas ini skenario busuk. Bantuan bukan untuk disimpan, apalagi dikelola semaunya!” tegas Amirul, Ketua Umum Masyarakat Analis Finansial & Investigasi Anggaran (MAFIA).

Bantuan Uang Diduga Dipotong, Sembako Tak Sama

Berdasarkan investigasi MAFIA, setiap penerima bantuan uang tunai diduga dipotong nominalnya secara sepihak, dengan dalih “upah lelah” atau “uang rokok” oleh oknum Lurah, RW, dan RT.

“Seharusnya korban menerima bantuan secara utuh, tapi justru yang sampai tidak sesuai. Bahkan, kuat dugaan bahwa bantuan utuh diberikan kepada orang-orang dekat oknum RW dan RT saja. Sehingga ada yang tidak dapat apa-apa karena dianggap ‘bukan orang dekat’. Ini bukan bantuan kemanusiaan, ini ajang rampok!” kata Amirul geram.

Tak hanya itu, jenis bantuan sembako pun amburadul. Ada warga yang menerima paket lengkap, ada yang menerima sekedarnya saja.

“Kalau bantuan dibedakan atas dasar kedekatan atau ‘setoran’, maka ini adalah penistaan atas penderitaan korban.” tutur Amirul.

Oknum Disebut, Nama-Nama Muncul

MAFIA secara terbuka menyebut nama-nama yang terindikasi kuat sebagai pelaku penyunatan bantuan, yakni Oknum Lurah Betungan, oknum Ketua RW 07, oknum Ketua RT 47, oknum Ketua RT 48, dan oknum Ketua RT 50.

Nama-nama ini diduga tidak hanya lalai, tetapi diduga kuat aktif bermain dalam praktik korupsi kemanusiaan. Amirul bahkan menyebut tindakan mereka sebagai “lebih kejam dari gempa itu sendiri.”

MAFIA mendesak APH turun tangan. “Bukan sekadar periksa. Ini menyangkut dana bencana, bukan proyek biasa,” tegas Amirul.(Red).

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Back to top button