
Blitar,mitratoday.com – Pembangunan Jembatan Subali yang menghubungkan Kelurahan Kedung Bunder dan Sutojayan Kabupaten Blitar terkesan lelet. Progres pembangunan jembatan yang dibangun di atas Sungai Bogel tersebut mengalami keterlambatan 10 persen dari target awal.
Akibatnya warga di sekitar khawatir jika jembatan yang masih dikerjakan tersebut bakal diterjang banjir. Pasalnya saat ini hujan sudah mulai turun di wilayah Sutojayan Kabupaten Blitar.
“Menurut saya lamanya progres pembangunan karena minimnya pekerja. Lantaran, fokus pengerjaan hanya di sisi barat Sungai Bogel. Sedangkan di sisi timur tidak ada pekerja sama sekali. Harusnya dibagi dua tim,” ujar Singgih, Warga Kedung Bunder Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar.
Wujud jembatan Subali di Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar sendiri saat ini belum nampak. Tiang penyangga jembatan tersebut juga belum ada wujudnya hingga saat ini, padahal sudah dikerjakan sejak bulan Agustus lalu.
Warga pun khawatir jika pondasi yang tengah dikerjakan tersebut bakal diterjang banjir yang bisa terjadi sewaktu, saat hujan tiba. Lebih dari itu, warga yang berada di sekitar sungai juga khawatir jika jembatan tersebut belum jadi maka saat terjadi hujan air sungai akan meluap.
Sehingga 7 rumah yang berada di sekitar jembatan akan terendam banjir luapan air sungai.
“Kalau banjir ada 7 rumah yang terancam terendam,” imbuhnya.
Menurut warga proyek jembatan harus sering dikontrol oleh pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar. Agar dapat tertangani dengan cepat dan sesuai target penyelesaian pada akhir tahun ini. Baginya, minimal tiang penyangga jembatan dapat terselesaikan sebelum musim hujan datang
“Harapan kami pembangunan Jembatan Subali ini dapat cepat terselesaikan. Karena dari progresnya, seharusnya telah mendapatkan lebih dari 30 persen. Ya semoga saja bisa selesai dengan lancar,” terangnya.
Sementara itu, Hamdan Zulfikri Kurniawan Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Blitar menerangkan bahwa progres Jembatan Subali kurang lebih 15 hingga 20 persen. Dia mengaku memang mengalami deviasi atau keterlambatan sekitar 10 % dari jadwal yang ditentukan. Sebab, mengalam kendala pada pembebasan lahan di sekitar jembatan.
“Memang pada awal-awal ada sedikit kendala pada pembebasan lahan. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah teratasi. Jembatan ini memakai rangka baja. Jadi pekerjaan awal memang prosentasenya sedikit,” tutur Hamdan.
Menurutnya waktu pengerjaan proyek ini banyak tersita ketika akan tes Pile Dynamic Analyzer (PDA), yakni uji daya tekan tiang jembatan. Lantaran jadwal dari pihak pelaksana test uji PDA mundur dari yang ditetapkan.
Nantinya pada tahapan pekerjaan borpile dan abutment ini sudah selesai, dimungkinkan progress pembangunan Jembatan Subali akan naik signifikan. Karena setelah itu, hanya tinggal pekerjaan-pekerjaan pabrikasi.
“Kami terus melakukan koordinasi dengan tim direksi dan pelaksana. Bahkan selalu mencari terobosan untuk mengejar ketertinggalan. Kami masih optimis pembangunan Jembatan Subali selesai tepat waktu,” pungkasnya.
Pewarta : Novi