Daerahjawa Timur

Pemberdayaan Pembudi Daya Ikan Kecil, Produksi Ikan di Kota Malang Terus Meningkat

Malang,mitratoday.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang menggelar kegiatan pemberdayaan pembudi daya ikan kecil yang berlangsung di Hotel Grand Mercure Malang Mirama, Rabu (24/9/2025). Kegiatan ini menghadirkan Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, sebagai narasumber utama.

Dalam paparannya, Slamet menyampaikan bahwa budidaya ikan air tawar dengan media sederhana, seperti kolam terpal maupun budidamber (budidaya ikan dalam ember), terbukti mampu memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat. Selain menambah pendapatan, budidaya ikan juga berkontribusi pada penyediaan sumber protein sekaligus mendukung ketahanan pangan di tingkat warga, RT/RW, hingga kelompok pembudidaya.

“Data kami menunjukkan produksi ikan Kota Malang pada 2023 mencapai 158 ribu ton. Tahun 2024 naik menjadi 160 ribu ton, dan kami menargetkan angka tersebut terus meningkat pada 2025,” jelas Slamet.

Ia menambahkan, peningkatan produksi ikan tersebut didukung oleh total 751 pembudi daya aktif di Kota Malang. Jenis ikan yang banyak dikembangkan antara lain nila, lele, dan gurami. Dispangtan juga menyiapkan berbagai intervensi, mulai dari pelatihan teknis, pendampingan, hingga monitoring dan evaluasi oleh penyuluh pertanian. Ke depan, pembudi daya tidak hanya didorong menjual ikan segar, tetapi juga diarahkan untuk mengembangkan produk olahan berbasis ikan.

“Selain pelatihan budidaya, akan kami lanjutkan dengan pelatihan pengolahan pangan berbahan ikan. Dengan begitu, nilai ekonominya bisa lebih tinggi,” tambahnya.

Dispangtan Kota Malang sendiri mengalokasikan anggaran sekitar Rp200 juta untuk mendukung sarana-prasarana dan program pelatihan pembudi daya ikan kecil sepanjang tahun ini.

Selain fokus pada sektor perikanan, Slamet juga menyinggung kondisi pangan lain di Kota Malang. Ia menjelaskan bahwa permintaan telur ayam cenderung meningkat, terutama saat akhir pekan seiring ramainya kunjungan wisatawan. Namun, harga telur juga ikut terdorong naik akibat harga jagung pakan yang melonjak.

Sebagai langkah antisipasi, Dispangtan telah mengajukan usulan bantuan jagung Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) khusus untuk peternak ayam petelur di Kota Malang sebanyak 20 ton. Bantuan tersebut diharapkan bisa menekan biaya pakan dan menjaga harga telur tetap stabil.

Sementara untuk beras, ketersediaan dipastikan aman melalui program SPHP. Saat ini harga beras medium di Kota Malang berada pada kisaran Rp13.000 per kilogram. Slamet menegaskan, meski harga belum turun, pasokan diperkirakan melimpah saat memasuki musim panen pada November–Desember mendatang.

“Prinsipnya, kami terus berupaya menjaga stabilitas pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan sektor pertanian dan perikanan,” pungkasnya.

(Tri W)

Bagikan

Rekomendasi

Back to top button