Pemkot Semarang Siapkan Reaktivasi Pasar Semawis untuk Hidupkan Pecinan

Semarang,mitratoday.com –Pemerintah Kota Semarang menunjukkan komitmen serius dalam menghidupkan kembali kawasan Pecinan sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Langkah awal ini ditandai dengan kunjungan langsung Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, yang mewakili Wali Kota Agustina, ke kawasan Gang Warung, Kauman, Jalan Gang Pasar Baru No.144, Kranggan, pada Jumat (11/7) sore.
Kunjungan tersebut dilakukan sebagai bagian dari persiapan pembukaan kembali Pasar Semawis, yang sebelumnya sempat vakum akibat pandemi COVID-19.
Pasar ini dikenal sebagai ikon wisata malam sekaligus ruang interaksi multikultural yang sangat khas di Kota Semarang.
Iswar menyampaikan bahwa perhatian Wali Kota Agustina terhadap revitalisasi kawasan ini sangat besar, mengingat nilai historis dan kultural yang melekat erat pada Kampung Semawis.
Reaktivasi pasar ini diharapkan tidak hanya membangkitkan kembali sektor pariwisata, tetapi juga memperkuat identitas kota sebagai ruang inklusif yang menjunjung keberagaman.
“Hari ini saya datang untuk meninjau langsung kondisi lapangan sekaligus menyerap masukan dari komunitas Semawis. Ada semangat besar untuk menghidupkan kembali kawasan ini, dan hal tersebut sejalan dengan visi Kota Semarang yang inklusif dan ramah terhadap semua golongan,” jelas Iswar.
Menurutnya, revitalisasi Kampung Semawis harus tetap mempertahankan nilai-nilai historis dan estetika kawasan.
Pemkot Semarang berkomitmen menjaga keaslian elemen-elemen penting seperti desain lampu, tempat sampah, jalur pedestrian, hingga material jalan agar tetap mencerminkan identitas Pecinan.
“Bicara tentang Pecinan, berarti kita berbicara tentang warisan budaya. Maka, pelestarian tidak hanya dilakukan secara fisik tetapi juga melalui penguatan nilai sejarahnya,” tambahnya.
Pasar Semawis dulunya dikenal sebagai pusat keramaian yang menawarkan ragam kuliner malam serta atmosfer budaya Tionghoa-Semarang yang unik.
Setelah lama terhenti akibat pandemi, kini berbagai pihak—termasuk komunitas Kopi Semawis dan pegiat heritage—bersatu untuk menghidupkannya kembali.
Dalam kesempatan itu, sejumlah tokoh budaya turut hadir dan memberikan pandangan strategis terkait pelestarian kawasan.
Pemerintah pun berjanji akan menindaklanjuti usulan tersebut melalui kerja sama lintas sektor dan dukungan teknis dari dinas terkait.
“Tujuan kita bukan hanya membuat kawasan ini kembali ramai, tetapi juga menciptakan ruang yang layak sebagai pusat perdagangan, interaksi budaya, dan kehidupan masyarakat,” pungkas Iswar.
Reaktivasi Kampung Semawis diharapkan menjadi simbol kebangkitan kawasan heritage yang berpadu dengan semangat kota modern yang inklusif. Keterlibatan aktif warga pun menjadi kunci keberhasilan langkah ini.
(Mualim)