BENGKULUBengkuluBengkulu UtaraDaerahHeadlineHukum

Peristiwa Berdarah Desa Kota Lekat Bengkulu Utara

Bengkulu Utara,mitratoday.com – Sebuah tragedi berdarah mengguncang Desa Kota Lekat, Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara, pada Minggu malam, 8 Juni 2025.

Sekitar pukul 23.00 WIB, seorang pria berinisial On, yang merupakan warga desa tersebut, tega menganiaya dua orang terdekatnya—istrinya sendiri, Mastiana, dan ayah kandungnya, Kulna—dengan senjata tajam berupa tombak berburu babi.

Kejadian memilukan ini bermula dari perselisihan rumah tangga antara On dan Mastiana. Menurut keterangan sejumlah saksi, pertengkaran tersebut sudah berlangsung sejak sore hari.

Awalnya hanya berupa cekcok mulut biasa, namun situasi memanas hingga larut malam. Dalam keadaan yang diduga dipenuhi emosi dan cemburu, On secara tiba-tiba mengambil tombak yang biasa digunakan untuk berburu babi, lalu menyerang Mastiana.

Korban berusaha menahan serangan pertama dengan tangan kanannya, namun tusukan tajam tombak menyebabkan luka robek yang cukup dalam di bagian lengan. Saat Mastiana jatuh ke lantai akibat serangan tersebut, On justru melanjutkan serangannya dengan menusukkan tombak ke bagian dada sang istri, menyebabkan luka serius yang mengancam nyawanya.

Upaya penyelamatan datang dari Kulna, ayah kandung On, yang berada di lokasi kejadian dan segera berusaha melerai. Namun, alih-alih tenang, pelaku yang sudah tersulut emosi justru menyerang ayahnya sendiri.

Kulna ditikam di bagian pinggul hingga mengalami luka tusuk yang cukup parah. Kedua korban berteriak meminta pertolongan, yang akhirnya mengundang perhatian warga sekitar.

Setelah melakukan aksinya, On langsung melarikan diri dari rumah dan menghilang di kegelapan malam. Warga yang menyaksikan kejadian tersebut segera menghubungi pihak berwenang dan membawa korban ke RSUD Arga Makmur sekitar pukul 02.00 WIB untuk mendapat pertolongan medis.

Tim medis RSUD Arga Makmur menyatakan bahwa kondisi kedua korban cukup serius namun masih bisa diselamatkan. Mastiana mengalami dua luka tusukan, masing-masing di lengan kanan dan dada, sementara Kulna menderita luka tusuk dalam di bagian pinggul.

Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Eko Munarianto, S.I.K., melalui Kapolsek Kerkap, Iptu Nofrianti, S.H., mengonfirmasi kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan saat ini tengah melakukan pengejaran terhadap pelaku.

“Benar, telah terjadi tindak kekerasan di Desa Kota Lekat yang melibatkan hubungan keluarga. Pelaku melarikan diri usai kejadian, dan Unit Reskrim Polsek Kerkap kini sedang melakukan pencarian intensif,” ujar Iptu Nofrianti kepada awak media.

Dari informasi yang berhasil dihimpun oleh pihak kepolisian dan warga setempat, motif utama pelaku diduga kuat dipicu oleh rasa cemburu terhadap istrinya. Sejumlah warga menyebutkan bahwa On memang dikenal sebagai pribadi yang pendiam, namun mudah tersulut emosi jika menyangkut urusan rumah tangga.

Dugaan adanya ketidakharmonisan dalam rumah tangga pasangan ini juga diperkuat oleh catatan konflik sebelumnya yang tidak sempat ditangani secara tuntas.

Respon Masyarakat dan Imbauan Kepolisian

Kejadian ini sontak mengundang keprihatinan masyarakat luas. Banyak warga yang mengaku terkejut dan tidak menyangka On bisa melakukan tindakan sekejam itu, terutama kepada ayah kandungnya sendiri. Warga setempat berharap pelaku dapat segera ditangkap dan diproses hukum sesuai perbuatannya.

Kapolsek Kerkap juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan tindakan main hakim sendiri. Pihak kepolisian juga meminta masyarakat yang memiliki informasi terkait keberadaan pelaku untuk segera melapor ke aparat terdekat.

“Kami minta kerja sama dari masyarakat. Jika melihat atau mengetahui keberadaan On, segera laporkan ke pihak berwajib. Kami pastikan proses hukum berjalan dengan transparan dan sesuai aturan yang berlaku,” tambah Iptu Nofrianti.

Catatan Kelam KDRT di Bengkulu Utara

Peristiwa ini menjadi salah satu dari sekian banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang kembali mencuat di Bengkulu Utara. Para pemerhati sosial menilai, kejadian ini mencerminkan masih lemahnya kesadaran akan pentingnya pengendalian emosi serta penyelesaian konflik dalam keluarga secara damai.

Sejumlah pihak mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, serta mendorong korban KDRT untuk lebih berani melaporkan kekerasan yang dialami. KDRT, jika dibiarkan, dapat berujung pada tragedi seperti yang terjadi di Desa Kota Lekat.

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Back to top button