Tegal,mitratoday.com – Polemik terkait kenaikan tarif air PDAM Kota Tegal mendapat penolakan dari elemen masyarakat. Pasalnya kenaikan tarif tersebut dinilai sejumlah politisi tidak relevan dan justru membebankan masyarakat Kota Tegal. Hal ini disampaikan Politisi dari Partai Gelora Kota Tegal Rofi’i Ali, Rabu (01/03/2023).
Rofi’i Ali katakan, “boleh jadi kualitas air sumur sebagian pelanggan PDAM masih layak sehat untuk mandi dan cuci sehingga hanya butuh untuk kegiatan masak-memasak dan minum. Kalau masyarakat dipaksakan harus gunakan minimal 10 m3 jelas kurang bijaksana,” tandasnya.
“Pertanyaan selanjutnya, kalau dipaksakan pelanggang harus gunakan minimal 10 m3 apakah debit air PDAM mampu mengcover kebutuhan minimal 10 m3 untuk seluruh pelanggannya? Sementara sering kita dengar keluhan para pelanggan yang mengatakan air keluarnya tidak lancar, air keluarnya cuma dimalam hari saja dan seterusnya,” ujar mantan Anggota DPRD Kota Tegal.
Rofi’i Ali juga menegaskan, agar beban masyarakat tidak diperberat lagi karena masyarakat sudah menanggung beratnya beban ekonomi pasca pandemi.
“Masyarakat sudah merasakan beratnya beban ekonomi yang ditanggung pasca pandemi Covid-19, jadi tolong jangan diperberat lagi bebannya,” tegas Rofi’i Ali.
Politisi Partai Gelora ini menjelaskan, bicara amanat Permendagri No 21 Tahun 2020 terkait dengan Standar Kebutuhan Pokok Air Minum per bulan per kepala rumah tangga 10 m3 (dengan harapan agar kualitas kesehatan masyarakat meningkat) harus disikapi dengan cermat dan bijaksana.
“Bila masyarakat harus mengeluarkan anggaran diluar kesanggupan maka masyarakat bisa stress dan dampak dari kestressan ini bisa mengganggu kesehatan jiwanya yang berakibat masyarakat mudah jatuh sakit,” tegasnya.
“Perlu diingat oleh para pemangku kebijakan, bahwa tujuan daripada pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas disegala bidang kehidupan,” tutup Rofi’i Ali.
Pewarta : Hartadi
