DaerahHeadlineLampung

Prihatin, Tinggal Di Gubuk “Reot” Pasutri Ini Butuh Bantuan

LAMPUNG TENGAH – Gubuk reot jadi saksi bisu keterbatasan ekonomi yang memprihatinkan menjadi salah satu faktor pasangan suami-istri (pasutri) di RT 074/RW 037, Dusun Gajah Timur IV, Kampung Kotagajah Timur, Kecamatan Kotagajah, Lampung Tengah, mengalami gangguan jiwa.

Mirisnya, Mimin Sudarto (50) dan Jiyah (46) harus merawat anak bungsunya Reno Anwar (8), ditengah gangguan jiwa dan kekurangan secara ekonomi harus tetap bertahan hidup demi anak-anaknya.

Ketua RT 074 Purwanto menyatakan bahwa Mimin dan Jiyah memiliki empat anak.

“Anaknya empat. Paling tua  meninggal. Kemudian Dedi Kurniawan (18) pergi entah ke mana tak pulang-pulang dan Septiana (14) diadopsi warga Kampung Kotagajah Timur. Septiana dipondokkan yang mengadopsi di Pulau Jawa. Jadi yang tinggal bersama Mimin dan Jiyah adalah Reno,” katanya.

Rumah berdinding papan berukuran 6 x 7 meter dengan atap asbes ini, kata Purwanto, dibangun warga secara gotong-royong.

“Warga yang bangun rumah ini dulu. Gotong-royong bersama. Kalau tanahnya memang warisan dari orang tua Jiyah,” ujarnya.

Terkait kondisi kejiwaan Mimin dan Jiyah, sudah terjadi cukup lama.

“Kalau Jiyah sudah lama. Sudah sekitar 10 tahunan sakit. Tapi, lima tahun terakhir bertambah parah ketika Reno berumur sekitar 2 tahunan. Kemudian satu tahun terakhir ini, Mimin juga mengalami gangguan jiwa karena melihat kondisi Jiyah,” ungkapnya.

Purwanto melanjutkan, kondisi kejiwaan keduanya kambuh-kambuhan.

“Kambuh-kambuhan. Kalau kumat ngoceh melantur nggak karuan. Tapi, tidak mengganggu warga. Meskipun terkadang ada warga yang takut,” ucapnya.

Kalau keluarga Mimin dan Jiyah, kata Purwanto, tidak ada yang di sini.

“Nggak ada di sini. Pak Mimin yang masih punya keluarga di Purbolinggo, Lampung Timur. Tapi, nggak pernah ada yang datang,” katanya.

Begitu juga anaknya, kata Purwanto, tidak pernah datang.

“Anak perempuannya yang diadopsi juga nggak pernah datang. Mungkin malu lihat keadaan orang tuannya. Kalau yang laki-laki nggak tahu kemana. Sudah hampir lima tahunan nggak pulang,” ungkapnya.

Ditanya apakah tidak ada yang berniat menyekolahkan Reno, kata Purwanto, Jiyahnya nggak ngasih.

“Ibunya nggak ngasih sekolah. Sudah ada yang mau mengadopsi, tapi tak diperbolehkan. Jadi sehari-hari, Reno hanya bermain di ledeng dan sawah sekitar rumah,” katanya.

Masalah makan, kata Purwanto, dikasih warga dan terkadang Reno yang meminta tetangga.
“Mengandalkan pemberian warga. Kadang Reno ke rumah warga minta makan,” ungkapnya.

Sedangkan anggota Badan Permusyawaratan Kampung Guno Asmoro menyatakan bahwa hasil musyawarah akan dilakukan bedah rumah milik Mimin.

“Kita sudah musyawarah untuk membantu keluraga Pak Mimin. Bantuan  donatur dari berbagai kalangan akan direalisasikan tiga tahap. Pertama, membedah rumah. Kedua, menyekolahkan Reno yang seharusnya sudah mengenyam pendidikan. Ketiga, merehabilitasi Mimin dan Jiyah agar kembali sehat,” katanya.

Aparatur kampung, kata Gunu Asmoro, mulai bergerak membantu karena sempat terjadi miskomunikasi.

“Kondisi ini sudah sepuluh tahunan. Tapi, baru bergerak membantu. Ada miskomunikasi sebelumnya. Hati kami bergerak berkat bimbingan linmas dan bhabinkamtibmas sehingga mengajukan bedah rumah. Kami ikut prihatin melihat kondisi ini. Kita akan bergotong royong untuk bedah rumah,” ucapnya.

Sementara Bhabinkamtibmas Kotagajah Timur Brigpol Andri Puji Hartanto mengaku tergerak hatinya membantu keluarga Mimin karena merasa prihatin.

“Saya prihatin melihat kondisi keluarga Pak Mimin. Apalagi Reno sempat tidak boleh sekolah. Katanya boleh sekolah oleh orang tuanya kalau rumah sudah bagus,” katanya.

Pak Mimin, kata Puji, sebelumnya kerja serabutan.

“Kerja ikut orang. Kadang upahan manjat kelapa dan membersihkan kebun. Pak Mimin ikut gangguan jiwa karena mungkin melihat kondisi istrinya yang buang air besar di dalam rumah dan sering marah-marah tak menentu. Bahkan dilarang tidur di dalam rumah,” ungkapnya.(Iswan)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button