Ratusan Warga Pelalawan Demo di DPRD Riau, Tolak Relokasi Satgas PKH

Pekanbaru,mitratoday.com – Ratusan warga Kabupaten Pelalawan yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pelalawan (AMMP) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Senin (8/9/2025) pagi.
Mereka menolak rencana relokasi masyarakat yang disebut terdampak kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) serta mendesak pemerintah bertindak adil terhadap warga yang lahannya ditertibkan oleh Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH).
Massa mulai berdatangan sejak pukul 04.00 WIB, lalu menggelar orasi sekitar pukul 08.00 WIB. Dengan membawa spanduk tuntutan, mereka menolak relokasi dan meminta pemerintah menarik Satgas PKH dari permukiman yang diklaim sebagai kawasan hutan. Aksi ini mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian dengan memasang barikade kawat berduri di depan gerbang kompleks DPRD Riau untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Hadir di lokasi, Bupati Pelalawan Zukri Misran ikut menenangkan massa. Ia meminta perwakilan demonstran masuk ke dalam gedung DPRD Riau untuk menyampaikan aspirasi secara langsung. Namun, pertemuan belum dimulai lantaran massa bersikeras agar Gubernur Riau beserta Forkopimda turut hadir.
Aksi yang berlangsung di ruas utama Jalan Sudirman ini menimbulkan kemacetan karena beberapa ruas jalan dilakukan penutupan dan pengalihan arus. Satuan Lalu Lintas Polresta Pekanbaru sebelumnya telah mengumumkan rekayasa lalu lintas mulai pukul 08.00 WIB hingga kegiatan selesai, dengan sifat situasional menyesuaikan kondisi di lapangan.
Kasat Lantas Polresta Pekanbaru, AKP Satrio B.W. Wicaksana, menjelaskan langkah ini ditempuh untuk menjaga kelancaran lalu lintas sekaligus keselamatan pengguna jalan. “Rekayasa lalu lintas ini bersifat situasional, artinya akan menyesuaikan kondisi di lapangan. Kami sudah menyiapkan sejumlah jalur alternatif agar masyarakat tetap bisa melintas dengan lancar,” ujarnya, Ahad (7/9/2025).
Adapun jalur alternatif yang disiapkan antara lain:
Kendaraan dari arah utara (Pelita Pantai) menuju selatan (Bandara Sultan Syarif Kasim II) diarahkan melalui Jalan Mekar Sari – Jalan Wonosari – Jalan Sudirman.
Jika Flyover Simpang Imam Munandar/Harapan Raya ditutup, kendaraan dari utara ke selatan dapat melalui Jalan Harapan Raya – Jalan Surabaya – Jalan Wonosari – Jalan Sudirman.
Alternatif lain melewati Jalan Harapan Raya – Jalan Lumba-lumba – Jalan Cemara – Jalan Rawamangun – Jalan Parit Indah – Jalan Sudirman.
Jalur lain dari Harapan Raya menuju Jalan Kelapa Sawit – Jalan Rawamangun – Jalan Parit Indah – Jalan Sudirman.
Jika Flyover depan Hotel Premier ditutup, kendaraan dari utara ke selatan dialihkan melalui Jalan Sisingamangaraja – Gajah Mada – Tambusai – Sumatera, atau jalur alternatif lain.
Kendaraan dari Jalan Tambusai menuju Bandara diarahkan melalui Jalan Sumatera atau jalur lain yang tersedia.
Jika simpang Jalan Arifin Achmad – Jenderal Sudirman ditutup, kendaraan dari arah Bandara menuju Pelita Pantai dapat melalui Jalan Arifin Achmad – Soekarno Hatta, atau Jalan Paus dan keluar di Jalan Tambusai.
Selain rekayasa arus, polisi juga menyiapkan kantong parkir bagi peserta aksi, yakni di Lapangan Purna MTQ Riau dan halaman Taman Budaya di Jalan Sudirman. “Kami berharap masyarakat bisa memahami pengalihan arus ini. Ikuti arahan petugas agar lalu lintas tetap tertib dan aman, karena Jalan Sudirman merupakan jalur utama ambulans, distribusi sembako, BBM, dan lainnya,” tegas AKP Satrio.
Sementara itu, massa AMMP menyampaikan empat tuntutan utama dalam aksi ini. Pertama, menolak relokasi masyarakat terdampak penertiban. Kedua, meminta pemerintah segera menarik Satgas PKH dari permukiman warga. Ketiga, menuntut keadilan bagi masyarakat yang terdampak kawasan hutan (TNTN, HP, HTI). Keempat, menolak kehadiran PT Agrinas dengan pola kerja sama operasi (KSO) di kawasan hutan.
Hingga siang hari, aksi berlangsung tertib dan damai. Massa masih bertahan di sekitar gedung DPRD Riau sembari menunggu kehadiran Gubernur dan Forkopimda untuk melanjutkan pertemuan resmi bersama perwakilan demonstran.
Rizki