DaerahHeadline

ROK PANJANG DI GUNTING JADI ROK MINI

Tarus, Mitratoday.com – Sekarang ini banyak generasi muda yang kurang menghargai budaya daerahnya maupun budaya bangsa nya sendiri.
Ada berbagai ragam budaya yang tidak lagi dipahami atau seperti dilupakan oleh kaum muda yang merupakan aset bangsa, sehingga perlu adanya suatu wadah yang menaungi dan memberikan pembelajaran dalam rangka mewariskan budaya yang sangat Tinggi nilainya kepada generasi penerus bangsa.
LSM Kemilau Cahaya Bangsa (KCBI) wilayah propinsi NTT meluangkan waktu berkunjung ke sanggar TIROSA yang terletak di kelurahan Tarus-, Kab Kupang tanggal 3/10/2017
Dalam kesempatan ini LSM KCBI disuguhi suatu permainan musik yang dimainkan oleh para pemuda pemudi sanggar yang sedang berlatih untuk pentas di suatu acara Gereja. Alat alat musiknya meskipun terlihat sederhana namun dapat melahirkan nada musik harmonis juga untuk memperkenalkan salah satu budaya NTT, ketika dinikmati dapat menimbulkan nuansa sejuk dan membangkitkan semangat, yang tidak kalah dari musik-musik moderen.
Seperti yang dikatakan oleh ketua pemuda sanggar, Abraham Riwu kepada wartawan , “bahwa banyak budaya lokal yang tergerus oleh kemajuan zaman dan dilupakan, padahal budaya daerah yang kita miliki merupakan kearifan lokal yang patut dibanggakan dan dilestarikan, antara lain kuliner dari NTT yang sudah sangat dikenal yaitu jagung Bose, gula air, dan kayu Cendana tetapi sudah mulai terasa sulit untuk didapatkan yang lama kelamaan hanyalah tinggal cerita saja.
Selain itu banyak dari kita yang lebih senang memakai celana umpan daripada memakai kain sarung atau tenunan daerah. Diapun menambahkan, seperti ada pepatah yang mengatakan jika tak kenal maka tak sayang. Demikian pula halnya sanggar ini merupakan suatu usaha untuk membina dan membangun kreativitas kaum muda ditempat ini dan sekitarnya.
Kami menitipkan harapan, jika memungkinkan dapat mempertemukan kami dengan tokoh yang perduli dengan pembangunan generasi muda atau Bapak Melki Lakalena, karena kami melihat beliau adalah calon gubernur yang memiliki jiwa juang dan semangat kreativitas untuk membangun NTT. Sehingga dengan pertemuan itu dapat mempersatukan semangat yang sama dan membawa pengaruh baik kepada masyarakat pada umumnya, khususnya generasi muda NTT”.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai budayanya sendiri, tidaklah membiarkan budaya itu tergerus arus Zaman. Seperti lirik lagu lawas “Mina jadi hancur, sendal jepit dibuang pakai hak tinggi, rok panjang digunting jadi rok mini”. Saatnya membenahi daerah kita NTT, membangun bangsa kita, bangsa kita Indonesia. Kalau bukan kita siapa lagi kalau bukan sekarang kapan lagi.(Benhard Boymau)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button