jawa Timur

Safari Ramadhan, Bupati Malang Beri Bantuan di Desa Lumbangsari

Kabupaten Malang – Putaran keenam Safari Ramadhan pemerintah kabupaten Malang di desa Lumbangsari kecamatan Bululawang pada hari kamis malam (31/5) di isi bupati malang DR H Rendra Kresna dengan memberikan berbagai bantuan bagi masyarakat desa Lumbangsari.

Bantuan tersebut di antaranya memberikan bantuan kepada masjid Darul Muhtadin desa Lumbangsari sebesar Rp 10 juta , 100 paket sembako kepada masyarakat serta santunan untuk anak yatim yang ada di desa Lumbangsari.

Rendra berpesan kepada penerima bantuan agar memanfaatkannya dengan baik, namun Rendra meminta agar jangan melihat dari besaran nilai bantuan, tapi hal ini , menurut Rendra adalah sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Kabupaten Malang terhadap masyarakat.

“Jangan di lihat dari nilai bantuan, namun ini sebagai bentuk Kepedulian Pemerintah Kabupaten Malang terhadap masyarakat. Selain itu kegiatan safari Ramadhan ini juga sebagai penyambung silaturahmi diantara pemerintah dan masyarakat,” ujar Rendra.

Kegiatan safari Ramdhan ini, sambung Rendra hanya ada di Indonesia, dan hal ini di lakukan oleh seluruh pemerintah, mulai pemerintah pusat, pemerintah provinsi , pemerintah kota/kabupaten hingga di lakukan oleh berbagai macam organisasi keagamaan, maupun organisasi sosial.

“Meski di kemas secara berbeda, namun tujuannnya tetap sama yakni mempererat tali silaturahmi antara pemerintah dengan masyarakat, meski safari ramadhan ini tidak ada dasaran hukumnya, namun tali silaturrahmi ini yang harus terus di bina,” sambung Pak Rendra sapaan akrab pria asal Madura ini.

Komunikasi, dan silaturahmi ini, menurut Rendra sangat penting terutama di antara tetangga, karena dengan saling komunikasi maka hal ini dapat menghindarkan diri dari pengaruh budaya dan paham yang sangat menyesatkan.

“Masyarakat desa sangat beda dengan masyarakat kota, dan kita ini juga sebenarnya berasal dari desa. Karena di desa masih sangat kental dengan suasana kegotong royongan seperti kerja bhakti membersihkan jalan kotor, susuk wangan di sawah hingga menjaga siskamling di lakukan dengan sukarela, beda dengan masyarakat kota yang menilai segala hal dengan uang,” beber Rendra.

Rendra juga mengingatkan, saat ini pola hidup masyarakat desa sudah mulai di susupi dengan budaya kota yang menilai segala sesuatu dengan uang dengan menghilangkan semangat kegotong royongan yang sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat desa.

“Ini yang harus kita hindari agar pola masyarakat desa yang gemer gotong royong dapat tetap terjalin,” tandas bupati dua periode ini.

Rendra juga berpesan bahwa semangat gotong royong dan silaturahmi masyarakat ini bukan hanya jadi milik pemerintah, namun juga menjadi peranan para tokoh masyarakat dan pemuka agama.

Ia berharap dengan semangat silaturahmi melalui safari ramadhan ini dapat menjadi cerminan masyarakat dalam menjaga hubungan antara pemerintah dan masyarakat. (GT)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button