Satlantas Polrestabes Semarang Tindak 3.262 Pelanggar Selama OPC 2025

Semarang,mitratoday.com – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes Semarang mencatat sebanyak 3.262 pelanggaran lalu lintas selama pelaksanaan Operasi Patuh Candi (OPC) 2025 yang digelar sejak 14 hingga 27 Juli 2025. Dari ribuan pelanggaran tersebut, pelanggaran paling dominan adalah pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm.
Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Yunaldi, menjelaskan bahwa meski jumlah pelanggaran tahun ini menurun dibandingkan pelaksanaan OPC tahun sebelumnya, masih banyak masyarakat yang belum mematuhi aturan dasar keselamatan berkendara.
“Pelanggaran paling banyak terjadi karena pengendara tidak memakai helm. Selain itu, kawasan pinggiran atau penyangga kota justru menjadi lokasi dengan tingkat pelanggaran tertinggi,” jelasnya saat ditemui di Pos Lantas Simpang Lima Semarang, Rabu (30/7/2025).
Menurut AKBP Yunaldi, tingginya pelanggaran di wilayah pinggiran bukan karena absennya petugas, melainkan lebih kepada kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan.
“Karena kecelakaan itu tidak mengenal di tengah kota, dimana saja bisa terjadi laka,” tegasnya.
Ia mencontohkan, wilayah seperti Pedurungan dan Genuk angka pelanggaran tinggi karena volume lalu lintas yang padat, ditambah dengan kondisi khusus seperti banjir rob di Sayung yang memengaruhi arus kendaraan.
Selain helm, pelanggaran lain yang menjadi perhatian adalah melawan arus, terutama di kawasan pasar dan industri, salah satunya di wilayah arah industri Wijaya Kusuma Tugu.
“Banyak pengendara yang seharusnya berputar balik tapi justru mengambil jalan pintas dengan melawan arus. Ini sangat membahayakan,” imbuh Yunaldi.
Selama operasi berlangsung, Satlantas Polrestabes Semarang tidak hanya melakukan penindakan, tetapi juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat.
Penyuluhan dilakukan melalui berbagai kegiatan, termasuk pemasangan rambu tambahan dan sosialisasi ke komunitas motor, pengemudi truk, sopir BRT, hingga pangkalan ojek.
“Edukasi ini kami lakukan di berbagai titik, termasuk bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dalam pelatihan di Hotel Grasia. Kami menyasar pelajar, sopir angkutan umum, hingga komunitas motor,” jelasnya.
AKBP Yunaldi berharap tertib lalu lintas tidak hanya dilakukan saat operasi berlangsung, tetapi menjadi budaya masyarakat sehari-hari.
Pasca Operasi Patuh Cand, terlihat perubahan positif dan harus dipertahankan agar angka kecelakaan terus menurun dan kerugian masyarakat bisa diminimalisasi.
Ia juga mengingatkan pentingnya pemakaian helm dengan benar, tidak melawan arus, dan tidak mengizinkan anak di bawah umur yang belum memiliki SIM untuk mengendarai kendaraan bermotor.
“Pakai helm pun ya dipastikan klik, tidak melawan arus, anak di bawah umur belum punya SIM jangan berkendara, karena memang secara psikologis mereka belum siap,” pungkasnya.
(Mualim)