DaerahNTT

Sekdes Nafrua Kabupaten Buru : Nasip Kita Seperti Ayam Potong

Maluku,Mitratoday.com-Jalan dan jembatan merupakan akses penting dalam transportasi masyarakat. Setiap masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya menggunakan alat transportasi untuk menempuh suatu tempat tertentu.

Lantas bagaimana jika kebutuhan kebutuhan dasar demi meningkatkan ekonomi masyarakat dalam hal ini akses jalan yang tidak mendukung masayarakat untuk berkembang, sudah barang tentu semua hal demi kepentingan hajat hidup orang banyak terasa sulit

Perjalanan dari satu tempat ketempat lainnya tentu membutuhkan media transportasi yang layak digunakan.

Semuanya itu tidak terlepas dari faktor infrastruktur jalan serta jembatan apalagi jika masyarakat di benturkan dengan masalah kesehatan,sudah barang tentu saling berkaitan

Pasalnya, Wajah murung akibat jalan yang berliku, tanpa jembatan sebagai aspek kebutuhan membuat masyarakat bertanya tanya soal bagai mana peran Pemerintah Wakil rakyat dalam menjawab kepiluan yang rentan terjadi sejak Bangsa ini Lahir.

Tak heran jika sebagian pemuda, mahasiswa, Tokoh Adat Pemimpin Desa menaruh curiga jika mereka hanya di berikan janji janji manis yang tak pernah ada proses perhatian dan sebagai wujud kerja pengabdian kepada rakyatnya.

Seperti perkataan salah satu pemuda Adat di Kabupaten Buru melalui via Masengger Rabu (24/6/20) Achon Nurlatu menilai jika Pemda Buru gagal dalam membenahi Desa Nafrua Kecamatan Lolongguba Kabupaten Buru.

Ia juga jelaskan jika Desa demikian termasuk desa yang bisa di bilang tertinggal dari desa desa yang ada di Kabuaten Buru. Desa Nafrua adalah desa perbatasan Kabupaten Buru dan Kabupaten Buru Selatan, Desa paling ujung Kabupaten Buru.

“Berapa minggu yang lalu akibat curah hujan yang cukup deras hingga mengakibatkan jalan putus bahkan dua sungai tampa jembatan yakni Waemkedan dan Wayapo hampir menelan korban, untung saja nasip naas tidak melanda saat mobil terbawa arus sungai.”Tandasnya.

Masyarakat di daerah terpencil, kembali mengeluhkan soal infrastruktur jalan dan jembatan. Pemerintah Daerah Kabupaten Buru Provinsi Maluku dinilai tutup mata, terhadap kepentingan publik.

Seperti yang diketahui, akses jalan satu-satunya sebagai media menghubungkan Desa Nafrua Kecamatan Lolonguba Kabupaten Buru rusak parah bahkan dalam diam penomena yang terjadi adalah mobil.“Barasa Kole-Kole Mobil di sangka sampan pada saat hujan melanda.”Tuturnya.

Sekdes Nafrua menerangkan terkait kondisi jalan di sana bahwa jalan yang biasa di gunakan oleh masyarakat setempat di gusur sektar 2003 dan di Timbun sekitar 2012 silam dan hingga kini tiada kabar dan berita sampai sampai masyarakat sekitar menderita Ia juga mengutarakan jika nasip mereka seperti ayam potong.

“Waktu panas saja katong su susa, apalagi Kalau sudah hujan pokoknya seng bisa.”Ucap Sekdes

Tak hanya itu berdasarkan minimnya perhatian soal inprastruktur jalan ,masyarakat pun merasakan dampak yang amat menyedihkan, bayangkan jika mereka mau hendak berobat saat sakit, masyarakat harus terpaksa berusaha dengan keadaan terpaksa.

Di tambah lagi dengan tidak adanya PUstu di desa setempat, membuat masyaakat seakan akan ada di Zaman batu, tak ada kata lain selain menelan pahitnya bernegara

Sekira 3 Sampai 4 Juta Rupiah yang harus di keluarkan untuk biaya transportasi untuk keperluan mendadak jika ada masyarakat yang sakit atau keperluan lainya. Pengaruh besar akses jalan yang hancur hancuran membuat tarif jasa angkutan meningkat pesat.

Satu ketika ada seorang ibu Hamil di Desa Nafrua baru baru ini mengalami hal yang sama, ibu hamil tersebut hanya pasrah keluarganya terpaksa memilih jalan pintas untuk memakai salah satu perawat, kemudian di ajak langsung menemui korban di Desa Nafrua

“Bukan hanya ibu hamil yang kerap merasakan, melainkan ada beberapa peristiwa yang sama yang di alami masyarakat sekitar.”Ungkap Sekdes.

Kondisi terkini menurut Sekdes Nafrua Samuel Nurlatu, saat di konfirmasi awak media (24/6/20) melalui Telephone selular menjelaskan jika Sulit dengan kondisi saat ini kendaraan yang bisa melewati jalan itu. Lebih-lebih saat hujan besar, jalan tersebut berubah menjadi sungai.

Warga dan Sekdes sudah tentunya berharap, pemerintah bisa melihat kondisi jalan di Desa Nafrua tersebut. “Masa katong harus hidop sengsara macam bagini tarus menerus,”Pungkasnya.

Dalam curhatan Samuel Nurlatu Sekdes Nafrua,”Katong hidup su paleng susah, Katong masyarakat kacil ini pasrah sepanjang masa, kalau pemerintah dong sayang katong sebagai dong pung rakyat ,setidaknya lia katong sadiki jua, biking bae jalang ini par katong jua katong paleng berharap bantuan bapa ibu par lia katong pung kondisi ini.”Terang beliau dengan bahasa sehari-hari.

Ia juga menambahkan jika mereka sudah beberapa kali mengusulkan pembangunan jalan, usulan tersebut di layangkan berbentuk proposal dari Desa ke Kabupaten Buru, dengan harapan adanya pembagunan inprastruktur jalan demi hajat hidup orang banyak, namun apa hendak dikata, belum ada tanggapan yang baik seauai di harapkan.

Melihat penomena yang terjadi dan sempat mereka rasakan, Sekdes Nafrua Samy Nurlatu berharap agar pemerintah Kabupaten Buru Dan Juga Wakil rakyat melihat persoalan kondisi jalan ini ,karna menurutnya, jika kondisi jalan ini dari tahun ke tahun tetap seperti ini dan tak ada sentuhan langsung maka sudah pasti kita sebagai masyarakat yang ada sangat merasa sulit.”Jadi tolong katong jua, Kalau bukan dari bantuan bapa ibu di Daerah dan Juga Wakil Rakyat entah pada siapa kita mengadu. Tutup Samuel Nurlatu.

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button