Bengkulu UtaraDaerahPolitik

Simbol Jari, Salam Kolom Kosong Mulai Menggelitik Jelang Pilkada 9 Desember

Bengkulu Utara,Mitratoday.com-Menjelang Pilkada 9 Desember kabupaten Bengkulu Utara dibuat heboh soal kolom kosong pada pemilihan Bupati dan wakil Bupati kabupaten Bengkulu Utara mendatang, seakan Suara kolom kosong akan dapat menekuk suara koalisi parpol.

Awal munculnya kotak kosong di kabupaten Bengkulu Utara setelah pasangan tunggal Ir Mian-Ari Septia adinata, SE Kembali mencalonkan diri sebagai bursa calon tunggal Pilkada 9 Desember 2020 sebagai petahana. Informasi beredar Calon petahana (Mian-Ari) di duga melawan kolom kosong Berdasarkan permintaan menjadi calon tunggal dalam pilkada 9 Desember, hal tersebut bukan tidak mendasar jika di lihat dari parpol yang tersisah, karena tidak di mungkinkan pasangan lain mendapatkan peluang untuk maju sebagai lawan dalam kontes pemilihan kepala daerah/Bupati dan wakil Bupati kabupaten Bengkulu Utara 5 Tahun kedepan, karena 2 dari 30 kursi yang tersisah di parlemen DPRD kabupaten Bengkulu Utara, yaitu partai Berkarya dan Perindo.

“Namun tidak menutup kemungkinan semua orang akan tersentak, karena pundi-pundi suara kotak kosong di kabupaten Bengkulu Utara semangkin mengalir deras.”Kata Rozi selaku Ketua Aliansi LSM Bengkulu Utara, Kamis (17/092020).

Ia juga menyampaikan bahwa Drama saling klaim pendukung kotak kosong dan kelompok pasangan calon tunggal untuk memenangkan pilihan yang menyuarakan kemenangan kotak kosong/atau pasangan Mian-Ari pada pilkada 9 Desember semangkin bias di telinga.

Penomena politik di kabupaten Bengkulu Utara semangkin menggelitik telinga para elite politik, mendengar suara kolom kosong di kalangan masyarakat dan bukan sedikit masyarakat memberikan simbol kolom kosong di jari mereka, tambah lagi beberapa elite politik dan partai politik ikut menyuarakan kolom kosong Berdasarkan hak konstitusional.

“Kemenangan kotak kosong tidak menutup kemungkinan akan terjadi yang akan membuat riuh politik di kabupaten Bengkulu Utara semangkin memanas, Ketua Aliansi LSM Bengkulu Utara mengistilahkannya jika ini benar-benar terjadi itu adalah sebagai bentuk ‘hukuman’ masyarakat kepada elite politik karena demokrasi adalah suara rakyat.”Pungkas Rozi.

Dalam hal ini Rozi, HR meminta elite politik peka terhadap kemauan rakyat karena dia menilai ungkapan kotak kosong sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap kebijakan-kebijakan yang di nilai tidak berpihak kepada rakyat, Berdasarkan informasi publik melalui media massa/medsos dan demonstrasi seakan Bupati tidak peka dengan persoalan-persoalan publik di beberapa OPD yang di pimpin oleh pejabat-pejabat eselon ll, terkait mangkraknya beberapa Mega proyek, dugaan penyalah gunaan anggaran COVID-19 dan beberapa pejabat eselon ll yang mundur dari jabatannya di masa kepemimpinan Mian-Ari.

“Sehingga masyarakat berasumsi Biarlah anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.”Tutup Rozi.(DN).

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button