BENGKULUBengkulu UtaraDaerahHeadlineHukum

Skandal Kades Arma Jaya: Kebun Mertua Ikut Raib

Bengkulu Utara,mitratoday.com – Kasus dugaan penipuan dan penggelapan yang menyeret nama Kepala Desa Arma Jaya, Dahari alias Itok, semakin menyeruak ke permukaan.

Bukan hanya warga yang mengaku dirugikan, tetapi mertua dan istrinya sendiri turut menjadi korban ulah sang kades.

Skandal ini kini menjadi sorotan publik karena menyangkut penyalahgunaan jabatan, penyalahgunaan kepercayaan, hingga kerugian warga yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Mertua: “Kebun Saya Dijual Tanpa Sepengetahuan”

Mertua Dahari, yang ditemui wartawan pada September 2025, menceritakan kekecewaannya. Ia mengaku, kebun pribadi yang selama ini ia rawat mendadak dijual tanpa seizin dirinya.

“Kebun saya sendiri dijualnya. Pagi saya masih semprot rumput, sore sudah ada kabar kebun itu dijual. Tidak ada sejarahnya menantu dibelikan mobil di Desa Air Merah ini selain Dahari/Itok. Adek-adeknya juga dipinjamkan uang, tapi kalau ditagih malah marah dan bikin ribut,” ungkapnya kesal.

Mertuanya menegaskan, keluarga sudah angkat tangan atas perilaku Dahari. “Korban sudah banyak sekali, kami lepas tangan. Yang penting selamatkan anak saya dari persoalan ini,” tambahnya.

Istri Kades: “Aku Bingung, Uang Itu Dikemanakan”

Tak kalah mengejutkan, istri Dahari pun ikut buka suara. Ia mengaku hidup dalam tekanan akibat kasus yang menjerat suaminya. Menurutnya, ia tidak pernah tahu menahu ke mana aliran uang yang dipinjam dan digunakan oleh Dahari.

“Saya bingung dengan suami saya, uang itu dikemanakan. Kini aku pasrah saja,” ujarnya dengan wajah lesu saat didatangi sejumlah korban.

Nyaris Ricuh, Uang Rp 50 Juta Dikembalikan

Situasi sempat memanas ketika sejumlah korban mendatangi rumah Dahari untuk menagih utang. Menurut pengakuan Amir, Kepala Desa Gunung Selan, keributan hampir pecah karena Dahari marah saat ditagih.

“Waktu saya tagih, kades Itok ngamuk lalu hampir terjadi keributan di rumahnya. Akhirnya malam itu keluarganya mengembalikan uang Rp 50 juta untuk meredakan suasana,” ungkap Amir (9/2025).

Modus Penipuan: Janji Proyek Desa hingga Timbangan Digital Sawit

Dari keterangan sejumlah warga, modus penipuan yang dilakukan Dahari beragam. Ada yang dijanjikan proyek dana desa, ada pula yang diajak menyetor modal usaha sawit, hingga penyetoran tandan buah segar (TBS) dengan sistem timbangan digital. Semua berujung pada kerugian.

Data sementara menyebutkan beberapa nama korban beserta jumlah kerugian:

  1. Rz Rp30 juta
  2. Ah Rp30 juta
  3. Jb Rp35 juta
  4. As Rp30 juta
  5. Tm Rp10 juta
  6. Ir Rp20 juta
  7. Al Rp15 juta (sisa)
  8. Ya Rp40 juta

Total sementara mencapai Rp 210 juta, dan diperkirakan jumlah korban masih akan bertambah seiring laporan baru yang masuk.

Korban Mendesak Penegakan Hukum

Sejumlah korban menilai praktik Dahari merupakan bentuk kejahatan terstruktur, memanfaatkan jabatan kepala desa sebagai tameng.

“Ini kejahatan gaya baru, modal jabatan dan timbangan digital sawit. Kami berharap aparat penegak hukum segera bertindak sebelum korban semakin banyak,” tegas salah satu korban.

Kasus ini kini menimbulkan gelombang keresahan di Kecamatan Arma Jaya. Masyarakat menanti langkah tegas aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas dugaan penipuan dan penggelapan yang menyeret nama seorang kepala desa, yang ironisnya justru merugikan keluarga dan warga yang seharusnya ia lindungi.

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Back to top button