DaerahHeadlinejawa TimurMalang

Soal Penanganan Stunting Di Kabupaten Malang, Didik Tekankan Hal Ini

Malang,mitratoday.com-Penanganan stunting di Kabupaten Malang masih menjadi salah satu program yang diprioritaskan Pemerintah. Meski angka stunting berhasil ditekan hingga turun sekitar 8 persen , namun Kata Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto , keberhasilan tersebut tak lantas menjadikan Pemerintah puas.

Ia menegaskan ,ada beberapa hal penting yang wajib diperhatikan, tidak hanya beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) saja, namun melibatkan seluruh stakeholder yang ada.

Menurutnya , penanganan stunting tidak bisa tuntas jika hanya dilakukan secara parsial saja ,tapi butuh kolaborasi dan kerjasama semua pihak agar penanganan tersebut benar-benar efektif dan efisien.

“Seperti Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) lewat rekom yang diberikan. Nah nanti eksekusinya bisa dilakukan lewat Dinas terkait seperti Dinkes , Dinas Ketahanan Pangan , Dinas Sosial, dan Dinas – dinas yang berkompeten lainnya,”kata Didik Gatot Subroto saat membuka Audit Stunting kamis (21/7/2022).

Sementara soal penanganan sendiri lanjut Didik , ada beberapa hal yang musti diperhatikan untuk menurunkan stunting di Kabupaten Malang, diantaranya lewat berbagai pendampingan dan edukasi terhadap masyarakat.

Diantaranya Pendampingan dan edukasi kepada calon pengantin,”ulas Didik.

Bentuknya dengan memberikan edukasi terhadap calon pengantin meliputi kesehatan , pola hidup sehat dengan makanan bergizi seimbang , dan program keluarga berencana termasuk didalamnya usia calon pengantin yang cukup.

“Ini sangat penting diperhatikan karena masih banyak terjadi pernikahan usia dini di Kabupaten Malang. Terbanyak dihuni Kecamatan Ampelgading. Intervensi pemerintah harus kuat karena rata-rata pasangan usia dini ini belum mengetahui soal pola hidup sehat dan cara agar saat punya anak tidak berpotensi menderita stunting,”beber Didik Gatot Subroto.

Pendampingan kedua lanjut Ketua PDIP Kabupaten Malang ini adalah Pendampingan ibu hamil dan pendampingan ibu balita dibawah dua tahun.

Jika semua bisa berjalan dengan baik dan kompak maka ia optimis angka stunting di Kabupaten Malang akan terus menurun, tapi jika tidak maka mustahil kasus stunting tersebut dapat diturunkan.

Sementara Kepala DPPKB Aniswaty Aziz menjelaskan tugas DPPKB ini adalah penanganan yang bersifat kuratif (pencegahan) saja , tugas yang sama juga terjadi di lembaga dibawah BKKBN lainnya.

“Tugasnya semua sama, di topdown kebawah dan sudah ada parameter aplikasinya,”kata Aniswaty Aziz.

Tugas -tugas tersebut lanjut Aniswaty diantaranya adalah dengan membentuk tim pendamping keluarga (TPK) yang tersebar di 378 desa/kelurahan di Kabupaten Malang.

Alhasil lewat TPK ada empat sasaran yang ditargetkan , diantaranya Pendampingan Calon Pengantin , Ibu Hamil , pendampingan pasca persalinan hingga pendampingan anak balita. Dari situ setelah didata , lanjut Aniswaty akan diketahui berbagai kasus yang ada .

Setelah diaudit akan diketahui alasan kenapa terjadi kasus-kasus yang kita temukan, apakah masalah gizi , atau psikologi. Ini semua akan diketahui untuk segera tertangani dengan baik.

“Dari hasil evaluasi sementara , saat ini baru sekitar 11 persen kasus tersebut ditemukan , dan terjadi di 10 kecamatan sesuai Lokus dari Bapeda. Tiga diantaranya adalah Ngajum , Pujon dan Kasembon,”pungkas Aniswaty Aziz.( Sigit )

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button