Daerahjawa Timur

Surplus Cabe Merah , Dirjen Holtikultura Minta Adanya Hilirisasi Komoditi Cabe

Malang,mitratoday.com- Surplus Komoditi cabe merah di pulau Jawa khususnya di Kabupaten Malang menjadi persoalan tersendiri bagi Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian RI Suwaji. Hal ini di ungkapkan saat berdialog dengan para pemangku kepentingan Pertanian Kabupaten Malang di ruang rapat Pendopo Kabupaten Malang jumat siang (1/3).

Di dampingi Kepala Dinas tanaman Pangan , Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP)Kabupaten Malang Dr.Budiar.Msi, ia mengatakan hampir semua daerah di pulau jawa mengalami surplus cabe merah , akibatnya komoditi cabe yang memiliki prospek cerah ini harus di pasarkan hingga luar jawa. “Cabe merah ini melimpah hingga harus di pasarkan ke luar jawa selain ke beberapa perusahaan untuk di olah menjadi berbagai macam produk salah satunya saos cabe .

Nah kami khawatir jika hal ini tidak di antisipasi maka harga cabe akan anjlok karena melimpahnya komoditi cabe merah ini,”terang Suwaji.

Untuk itu , pihaknya sudah membuat kebijakan dengan program Hilirisasi lahan tanam cabe. Artinya semua elemen di dunia pertanian mulai petani , penyuluh pertanian , hingga dinas pertanian daerah ikut melakukan bimbingan serta pengawasan mulai masa tanam , pemberian insektisida hingga masa panen dan pemasarannya. “Istilahnya kita lakukan pengawalan dari awal hingga akhir produk cabe ini agar harga pasarnya tetap stabil meski terjadi surplus,”ujar Suwaji.

Hal ini di benarkan Kadis DTPHP Dr.Budiar Anwar.Msi. Di Kabupaten Malang sendiri menurut Mantan Staf Ahli Bupati ini , Program Hilirisasi Tanam cabe merah ini sudah mulai berjalan . Seperti di daerah Ngantru Kecamatan Ngantang , di Kecamatan Poncokusumo .

Kita sudah jalankan program ini. Bahkan kami terus lakukan pengawasan terhadap semua proses di dalamnya mulai masa tanam , pemberian insektisida , hingga panen,”ujar Budiar. Bahkan , tambah Budiar , agar mendapat hasil panen yang bagus , pihaknya mendorong petani cabe untuk membuat insektisida hayati yang ramah terhadap tanaman cabe.

Artinya pemberian insektisida hayati ini menghasilkan hasil cabe yang bagus karena insektisida hayati ini berasal dari ekstrak tumbuh-tumbuhan. “Secara otomatis, hasil cabe nya higienis dan layak konsumsi. Makanya kita dorong petani cabe untuk menggunakan insektisida hayati ini karena selain aman bagi tanaman juga lebih murah dari segi biaya yang harus di keluarkan petani,”beber mantan Kabag Humas Pemkab Malang ini.

Bahkan DTPHP, tambah Budiar siap memberikan pelatihan kepada petani khususnya petani cabe untuk membuat insektisida hayati sendiri. “Jika membuat sendiri maka ini bentuk efisiensi biaya yang harus di keluarkan petani,”imbuh Budiar.

Selain itu , pihaknya juga mendorong petani untuk mendirikan koperasi di wilayah masing-masing melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). “Ini bertujuan untuk menyelaraskan harga pasar agar tidak anjlok , dan seperti arahan bapak Dirjen tadi sebisa mungkin nantinya pemasaran melalui Koperasi di lakukan secara online. Nantinya jika Online maka bisa menjangkau seluruh wilayah lebih luas bisa antar daerah atau antar provinsi,”pungkas Budiar.(GT)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button