BantenBudayaDaerah

Tangerang Selatan Mencari Akar Budaya Lokal

TANGERANG – Curi mencuri kebudayaan bukan sesuatu yang tabu bagi masyarakat eropa. Karna hal seperti itu telah dilakukan sejak zamannya yunani kuno bahkan cerita cerita panggung, naskah teater banyak dipengaruhi oleh cerita cerita yunani seperti Antagone, Tri logi Oudipus Ret, Caligula sampai naskahnya Crisfry Love Stoty atau lebih dikenal dengan judul Romy dan July sudah ribuan kali dipentaskan dan disadur di berbagai negara bahkan naskah Anton chekov pun pernah disadur menjadi cerita betawi oleh Tegu Karya.

Indonesia adalah pintu gerbang keluar masuknya budaya asing, budaya itu akan mampu berkembang atau hilang dengan sendirinya. Selagi budaya itu dapat dihendapkan, diterima dan dapat beradaptasi dengan masyarakat setempat (lokal) jadilah budaya itu milik daerah tersebut.

Kalau kita ambil contoh mencari akar dari pada kesenian tradisional betawi disana banyak dipengaruhi budaya asing, contoh tari dan pakaian penganten betawi. Disana ada gaya pakaian Arab dan Mandari clasik. Juga dari musik betawi disitu ada sentuhan Arap, cina sepanyol dan Portugis begitupun cerita legenda jawa barat yang berjudul sangkuriang ada kemiripan dengan cerita yunani Oudipus ret.

Sedangkan, di kota Tangerang Selatan nyaris tidak memiliki akar budaya yang kuat, karna disana masi kuat tarik menarik antara budaya jawa barat dan budaya betawi ora.

Salah satunya yang masih mempertahankan kesenian Jawa Barat adalah dari Paguyuban Warga Sunda. Sayangnya dari generasi tua yang masih giat berlatih setiap Sabtu pagi bertempat di SMAN 1 ciputat, yaitu kesenian degung yang dipimpin oleh Tatang Gunawan dan dilatih oleh Ende Hernandi juga didampingi Abah dan Ambu Anwar orang tua walikota Tangerang Selatan Hj. Airin Rachmi Diany. SH. MH. (bang)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button