BengkuluBENGKULUDaerahHeadlineNasionalWisata

Tolak Tambang Batubara PT Inmas Abadi

Tokoh Pemuda Peduli Sebelat dari Suku Pekal, Helisman mengungkapkan, kegiatan berkemah di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat ini merupakan bentuk aksi penolakan aktifitas tambang batu bara di Kawasan Bentang Alam Sebelat

Bengkulu,mitratoday.com-Ratusan penggiat lingkungan di Provinsi Bengkulu, menolak pembukaan tambang batu bara PT Inmas Abadi. Tak hanya kerusakan alam, aktivitas tambang emas hitam di Bengkulu Utara ini dinilai mengancam Kawasan Bentang Alam Sebelat yang menjadi satu-satunya kawasan Pusat Latihan Gajah (PLG) di Bumi Raflesia, Minggu (7/11/2021).

Tokoh Pemuda Peduli Sebelat dari Suku Pekal, Helisman mengungkapkan, kegiatan berkemah di Desa Suka Baru Kecamatan Marga Sakti Sebelat ini merupakan bentuk aksi penolakan aktivitas tambang batu bara di Kawasan Bentang Alam Sebelat. Ratusan komunitas penggiat dan pecinta alam sepakat meminta Kementerian Lingkungan Hidup untuk tidak menerbitkan izin AMDAL batu bara yang saat ini tengah dalam tahap pengurusan.

Selain habitat Taman Wisata Alam Sebelat, kehadiran tambang batubara diyakini akan merusak ekosistem hutan lindung dan hutan konservasi di kawasan tersebut.”Aktivitas tambang akan merusak alam kami, mengganggu kelestarian gajah bahkan bisa saja punah. Kami ingin mewariskan kepada anak cucu kami,” kata Helisman.

Helisman mengatakan, pihak PT Inmas Abadi telah melakukan pengeboran guna mengambil sampel batu bara dari jarak 900 meter dari batas Taman Wisata Alam. Meski diluar wilayah TWA, aktivitas tambang dipastikan akan mempengaruhi ekosistem satwa yang ada.

Sementara itu, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bengkulu Utara, Alvian mengatakan, pihaknya telah menerima surat penolakan dari aktifis lingkungan terkait AMDAL PT Inmas Abadi. Pihaknya akan menyampaikan hal ini kepada DLH Provinsi Bengkulu untuk ditindaklanjuti.

“Kelestarian lingkungan menjadi pertimbangan penting. Protes keberatan tersebut akan kita sampaikan kepada DLH Provinsi Bengkulu,” kata Alvian.

Data pihak pengelola Pusat Latihan Gajah Sebelat, sebanyak 10 satwa gajah masih tercatat di kawasan ini, bilangan ini berkurang dari Tahun sebelumnya pada jumlah 12 ekor. Namun, jumlah satwa gajah liar yang terdata di kawasan Bentang Alam Sebelat berkisar di angka 30 hingga 40 ekor.

Selain Gajah, Tapir Harimau, Rusa, Kijang dan Beruang, aneka ragam jenis burung masih hidup dinamis. Bahkan disebutkan, Burung Rangkong acap kali terlihat di kawasan yang memiliki luas 7700 hektar ini.

“Satwa liar yang dilindungi di kawasan ini rentan terhadap penurunan kualitas air dan kebisingan,” kata Kepala Satuan Pusat Latihan Gajah Sebelat, Asep M Nasir.

Asep menambahkan, hingga saat ini 15 Pawang Gajah yang bertugas di TWA Sebelat terus berupaya menjaga kelestarian satwa Gajah dari kepunahan. Keberadaan 4 personil Polisi Hutan yang ada, diharapkan dapat menjaga satwa-satwa dan ekosistem yang ada.

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button