BlitarDaerah

Tower Sudah Terpasang Diturunkan, Warga Srigading Melati Gelar Blitar Syukuran

Pewarta : Novian

Blitar,mitratoday.com – Puluhan warga RW dan RW Srigading dan Melati menggelar acara tasyakuran atas keberhasilannya menolak pendirian tower peranti Base Transceiver Station (BTS) pada Minggu (05/12/21).

Sumber media ini, Widod Agus Widaratno (58) tokoh masyarakat menyebutkan, pendirian tower oleh salah satu perusahaan ternama di Indonesia itu mulai dikerjakan sekitar bulan September 2020. Penolakan itu sendiri dilakukan karena diduga ada oknum yang bermain menggunakan jabatan dan kekuasaannya, sehingga mekanisme awal untuk mendapatkan izin yang disinyalir banyak warga terdampak radius tidak dilibatkan dalam musyawarah.

“Alasan signifikan mengapa warga ngotot menolak pendirian tower, karena diduga ada manipulasi, contohnya tower dengan ketinggian 30 meter. Ternyata setelah di cek oleh tim Dinas terkait yang disaksikan oleh ketua DPRD Kota Blitar diukur ada 40 meter, itu yang membuat warga tidak terima,” Widod.

Warga yang yang menyatakan menolak itu, kata Widod Agus Widaratno yang juga Letkol Purn TNI ini menjelaskan, ada 12 warga RW Melati RW 12 sebanyak 13 orang dan warga RW 13 Srigading sebanyak 6 orang, jadi semua ada 19 orang menolak rencana pembangunan tower. Karena tidak merasa tanda tangan dan diajak musyawarah, padahal rumah mereka masuk radius paling rawan, selain itu wilayah ini daerah padat pemukiman di Kecamatan Kepanjel Kidul kota Blitar.

“Saya bukan dalang dalam masalah ini, namun sebagai orang yang di tokoh kan saya terpanggil untuk membantu meluruskan persoalan, kampung ini kan padat permukiman, mereka merasa cemas kalau ada bangunan tower, saat aksi demo warga juga urunan sendiri untuk beli makan minum,” tandasnya.

Pihaknya juga berharap jangan gara-gara tower bisa memutus tali silaturahmi, warga tetap kompak membangun kebersamaan persaudaraan.

“Mari kita kubur dalam-dalam peristiwa yang kemarin terjadi, mari kita buka kembali lembaran baru, hidup guyub rukun kembali seperti masa-masa sebelumnya, biar bagaimanapun kita bertetangga yang saling membutuhkan, gotong royong saling membantu,” pungkas Widod.

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button