Tragedi di Kepulauan Kangean, Siswa SMK Negeri 3 Kota Tegal Belum Ditemukan

Kota Tegal,mitratoday.com – Satu siswa PKL (Praktek Kerja Lapangan) SMK Negeri 3 Kota Tegal diduga hilang di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, sebelah Timur Madura, Jawa Timur, pada Senin 23 Juni 2025 lalu, dan sampai saat ini jasadnya belum ditemukan.
Korban adalah MDS (17), siswa kelas 2 jurusan pelayaran yang sedang mengikuti PKL di kapal pursein frizer KM. Mekar Sari, Juwana, Pati bersama 7 siswa lainnya.
Saat dikonfirmasi awak media, Senin (30/6/2025), Ketua Jurusan NKPI (Nautika Kapal Penangkap Ikan) SMK Negeri 3 Kota Tegal, Rokham membenarkan kejadian tersebut. “Ya, memang benar siswa yang hilang itu adalah siswa kami dari jurusan pelayaran yang sedang mengikuti PKL,” ujarnya.
Ia menuturkan korban MDS bersama 7 siswa lainnya melaksanakan PKL sejak 29 April 2025 lalu dan dijadwalkan selesai setelah melaksanakan PKL selama 6 bulan sesuai dengan aturan. “Siswa kami ada 8 orang yang mengikuti PKL disana, salah satunya adalah MDS,” kata Rokham.
Rokham mengatakan insiden hilangnya MDS, pertama kali diperoleh informasi dari pihak kapal pada Senin malam tanggal 23 Juni 2025 yang menghubungi langsung ke pihak sekolah, keesokan harinya, Selasa 24 Juni 2025 dari pemilik kapal dan Kepolisian Juwana mendatangi ke sekolah untuk memberitahukan kejadian tersebut. Menurut informasi yang diterima, bahwa korban MDS pada saat tarik jangkar itu masih ada, setelah itu semuanya kembali istirahat tidur dan kemudian pada saat makan siang korban MDS sudah tidak ada di kapal,” katanya menjelaskan informasi singkat dari pemilik kapal dan Kepolisian Juwana.
Saat ini, kami dari pihak sekolah juga masih menunggu informasi yang pasti dari Kepolisian Juwana yang dijanjikan sebelumnya yaitu 7 x 24 jam pencarian.
“Hari ini tepat 7 hari korban MDS masih juga belum ditemukan. Kami masih menunggu informasi dari pihak Kepolisian. Kami berharap semoga ini ada titik terang,” harap Rokham.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 3 Kota Tegal, Drs. Bejo, M.Pd menyampaikan sebagai bentuk rasa empati, pihak sekolah berencana akan mendatangi kediaman orangtua korban sekaligus mengikuti acara tahlilan 7 hari,” katanya.
Peristiwa ini menjadi duka mendalam bagi keluarga. Apalagi korban MDS diketahui merupakan anak semata wayang dari pasangan Bapak Sutanto dan Ibu Noris.
(Hartadi)