BantenDaerahHeadline

Tukang Parkir, “Saya sama Bu Yanti, Kalo Enno sama Bang Boy”

CIPUTAT – Kemacetan di sepanjang jalan Aria Putra semakin parah, ditambah lagi ada pengerjaan jembatan yang mangkrak. Sebulan lebih pengerjaan terhenti yang seharusnya sudah di kerjakan oleh PT. Puncak Timur Papua sebagai pemenang tender. Namun, lokasi proyek ini hanya dipagar seng dan membuat badan jalan menjadi sempit.

Ditambah lagi pada pertigaan jalan dipenuhi oleh kendaraan yang terparkir. Diduga, parkir tersebut adalah parkir liar. Hal tersebut tentunya membuat kemacetan yang luar biasa dan bertambah parah.

Dinas Perhubungan kota Tangerang Selatan terkesan tutup mata dengan keadaan ini. masyarakat penguna jalan yang menggunakan kendaraan bermotor maupun pejalan kaki seakan tidak ada lagi tempat yang nyaman bagi mesyarakat umum.

Ketika mitratoday.com bertanya kepada salah satu petugas parkir yang enggan disebut namanya tersebut. Dia mengatakan bahwa dirinya cuma sebagai tukang parkir. Sedangkan uangnya disetor kepada orang yang dianggap atasannya. Padahal, mereka bukan dari petugas Dinas Perhubungan.

“Saya jaga cuma pagi doang mas, ntar kalo siang udah ganti lagi orang nya, jaga bertiga tapi nyetornya laen laen orang, kalo saya nyetor sama bu Yanti kalau yang Enno sama bang Boy, ntar juga nyetornya keatasan,” jelasnya.

Ketika ditanya apakah mereka yang menerima setoran parkir dari Dishub, petugas parkir pun tidak tahu dan yang mereka katakan atasan itu, identitasnya juga tidak tahu. Sedangkan, petugas parkir tersebut tidak menggunakan karcis parkir yang artinya parkir ini tidak resmi atau liar.

Sepatutnya, Pemerintah Kota Tangerang Selatan, dalam hal ini Dishub Tangsel menertipkan parkir liar yang berada diwilayah kewenangannya. Karna parkir liar tersebut di atas trotoar maupun badan jalan.

Ciputat, adalah pintu gerbang antara Jakarta Selatan dan Provinsi Banten, yang seharusnya dijadikan barometer bagi wilayah lain di Tangsel, bukan malah dibiarkan semeraut dan terkesan kumuh. Apakah Pemkot Tangset tidak berdaya menertipkan wilayah ciputat, atau memang sengaja ada pembiaran.

Tidak lah berlebihan anggapan masyarakat kalau pungli di pasar ciputan, seperti dibiarkan dan tidak pernah ada penertipan dari aparatur terkait, malah sekarang terkesan tutup mata. Kalau saja Pemkot Tangsel memperhatikan dan menertibkan parkir-parkir seperti ini. Tentunya, akan menjadi PAD daerah. Ditambah dari sektor retribusi kebersihan yang menurut informasi karcis retribusinya tidak dicetak oleh Pemkot.

Kemacetan di wilayah ciputat, adalah Potret kesemerautan Kota Tangerang Selatan, trotoar dijadikan tempat berdagang, badan jalan dijadikan tempat parkir liar, yang lebih parah di jalan H. Usman nyaris seluruh jalan dikuasai para pedagang kaki lima PKL, lagi lagi Pemkot tutup mata atas keluhan sebagian warganya. Masyarakat Tangsel menunggu ketegasan Walikota Tangerang Selatan, Hj. Airin Rachmi Diany. SH. MH.(bang)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button