Umat Hindu Blitar Lakukan Doa Bersama Bentuk Kepedulian Terhadap Kondisi Indonesia Pasca Kerusuhan

Blitar,mitratoday.com – Pasca kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah, termasuk Blitar beberapa waktu lalu dan bentuk kepedulian terhadap kondisi Indonesia saat ini,
Umat Hindu yang berada di Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar turut melakukan doa bersama untuk negeri, sebagai upaya spiritual memohon perlindungan, kedamaian dan keselamatan bagi bangsa Indonesia.
Doa bersama ini dilakukan bertepatan dengan Upacara Piodalan untuk memperingati 20 tahun berdirinya Pura Penataran Agung Praba Buana yang terletak di Dusun Tegalrejo, Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
Menurut Ketua PHDI Kota/Kabupaten Blitar, Priyoko kepada awak media, Minggu (7/9/2025) mengatakan,” Kami ucapkan bela sungkawa kepada seluruh korban kerusuhan kemarin. Bertepatan dengan upacara sakral Piodalan memperingati 20 tahun berdirinya Pura Penataran Agung Praba Buana, kami juga turut melakukan doa bersama untuk kedamaian negeri ini.
Dia pun menghimbau pada generasi muda, khususnya di Kabupaten Blitar untuk tidak mudah emosi dan terprovokasi. Sebelumnya, lanjut Priyoko, para tokoh lintas agama di Kabupaten Blitar juga telah membuat sebuah pernyataan Indonesia damai, merespon dinamika yang ada akhir-akhir ini.
“Di setiap Pura yang saya datangi, selalu saya himbau pada generasi muda untuk tidak mudah terpancing emosinya dan terprovokasi kepada hal-hal negatif,” imbuhnya.
Priyoko juga berpesan kepada seluruh pemerintah Republuk Indonesia untuk berhati-hati dalam berkata. Diketahui, gejolak yang terjadi belakangan ini, banyak pihak menganggap salah satu pemicunya adalah ketidakhati-hatian tokoh-tokoh pemerintahan dalam bertutur kata.
“Kalau kami, Umat Hindu, percaya akan hukum karma. Kedua, berhati-hatilah dalam bertutur kata. Karena kata-kata kita bisa mendapatkan anugerah, sebaliknya Karena kata-kata juga, kita bisa mendapatkan kematian. Jadi, harapan kami, kedepannya tokoh-tokoh pemerintah harap hati-hati dalam mengucapkan kata-kata,” pungkasnya.
( Novi )