BlitarDaerahHeadline

Wabup Blitar : Bangun Sumur Bor Anggaran Swadaya Masyarakat Dan Pokir, Kurangnya Saya Tutupi

Blitar,mitratoday.com – Wakil Bupati Blitar, Rahmat Santoso menghadiri Sarasehan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), Senin (8/8/22).

Kegiatan Sarasehan di hadiri Kepala Dinas PUPR, Disnak, DLH Kabupaten Blitar, Forkopimda, Forkopimcam, Camat Gandusari, serta Camat Talun dan Selopuro, kemudian hadir Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan LMDH di wilayah Gandusari.

Sarasehan terkait berbagai persoalan yang dikeluhkan masyarakat, utamanya Solusi Pembagian Air untuk pengairan yang sering terjadi dalam suasana tidak kondusif (panas) di setiap memasuki musim kemarau, pada Empat Kecamatan yaitu, Gandusari, Talun, Wlingi, Selopuro.

Dalam Sarasehan tersebut, LMDH yang dekat dengan asal sumber air, mengajak untuk menanam kayu (Reboisasi) agar sumber air semakin lestari dan besar.

“Kalau tidak, ya seperti ini. Karena penghijauan kurang, akhirnya sumber air mengecil dan petani pada ribut terkait giliran pengairan di tiap musim kemarau,” kata Wabup.

Kepala Desa Gadungan, Dhydiet Setyabudhy ikut mengingatkan akan pentingnya penghijauan, khususnya penanaman tanaman keras, agar debit air yang mengalir ke sungai untuk irigasi ini meningkat, dan mohon juga disikapi adanya dugaan oknum yang memperjualbelikan air (Giliran pengairan) selama ini.

“Tidak seperti saat ini hanya ribut pingin dapat air yang lebih, tapi tidak mau berupaya untuk bersama-sama melestarikan penghijauan. Karena kalau begini terus air terutama untuk irigasi ini, malah semakin menyusut dan tidak tercukupi. Dan hal ini tidak sesuai perjanjian terkait pembagian air di tahun 1982 lalu,” ujar Dhydiet Setyabudhy.

Wakil Bupati Blitar juga sampaikan, seandainya terus mempertahankan yang seperti ini, akan lama mencari solusinya, dan tetap tidak kondusif. Pihaknya mengutarakan solusi tercepat untuk mengatasi mahalnya air bagi para petani saat ini dengan sumur bor, atau pengeboran untuk irigasi.

“Saya rasa solusi paling cepat dan efektif, yaitu untuk membuat sumur bor, agar bisa segera membantu mengurai masalah ini. Saya menekankan kepada semua dinas terkait agar hal ini segera untuk ditindaklanjuti. Dan saya secara pribadi siap untuk membantu pembuatan sumur bor dari dana pribadi saya, supaya masalah ini segera teratasi,” tegasnya.

Wabup menambahkan, selepas Sarasehan atau audiensi mengatakan, mereka semuanya sudah ada perjanjian semenjak tahun 1982 sehingga kiranya perlu adanya rembuk bareng untuk mencapai mufakat diantara mereka.

“Kedepannya sudah dibahas terkait penanaman pohon, juga bisa dibantu dengan adanya sungai sodetan yang alas haknya belum jelas. Sementara ahli waris juga tidak mempermasalahkannya dan sudah ada bukti kwitansi dan lain sebagainya. Nanti coba kita diskusikan bersama terlebih dahulu.” Terangnya.

Karena,  kata Wabup kalau untuk anggaran itu kan bukan ranah nya, kalau masalah keuangan ranahnya di Bupati dan TP2ID.

“Jadi ranahnya di sana, kalau anggaran saya tidak ikut campur. Sayakan fungsi wakil bupati kan cuman pengawasan dan pembinaan itu saja,” papar Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso yang sangat dengan dengan semua kalangan di Kabupaten Blitar ini.

Menjawab pertanyaan media apakah ada persiapan dana pribadi untuk masyarakat tentang pengadaan sumur bor guna kelancaran irigasi, Wabup Rahmat tegaskan bahwa ia selalu menggunakan dana pribadi, tidak pernah menggunakan APBD.

“Maka dari itu nantinya dari swadaya masyarakat dan adanya pokir-pokir itu kurangnya berapa akan saya tutupi. Apalagi ini kan tahun politik, na, monggo di titiki saja yang tidak mengeluarkan apa-apa, hanya ngomong saja,” pungkas Wabup sembari tersenyum.

Pewarta : Novi

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button