DaerahMalang

Wabup Malang Ungkap Produksi Susu Sapi Masih Dibawah Rata-Rata

Penulis : Sigit

Malang,Mitratoday.com-Produksi susu sapi perah di Kabupaten Malang dinilai masih dibawah rata-rata. Saat ini kata Wakil Bupati Malang Drs.H.Didik Gatot Subroto.SH.MH hasil susu sapi perah di Kabupaten Malang masih berkisar 15 liter per ekor per hari.

“Harus diakui produksi susu sapi perah di Kabupaten Malang dibawah rata-rata yakni 15 liter per hari. Sedangkan jumlah populasi sapi perah mencapai sekitar 87 ribu ekor  dengan jumlah produksi susu yang dihasilkan mencapai sekitar 442,586 ton susu per hari,”ungkap Didik usai menerima bantuan secara simbolis 33.500 dosis semen beku jenis proven bull dari Pemprov Jatim di Koperasi SAE Pujon rabu (31/3/2021).

Untuk itu, lanjut Didik dirinya menyambut baik bantuan semen beku proven bull yang diberikan Dinas Peternakan Provinsi Jatim tersebut kepada peternak sapi perah ri Kabupaten Malang. Menurutnya, hal ini merupakan awal dari sebuah kebijakan besar pemerintah untuk memajukan perekonomian masyarakat peternak terutama sapi perah melalui bantuan semen beku proven bull tersebut.

“Artinya ada harapan besar perekonomian masyarakat peternak khususnya sapi perah ini akan meningkat karena semen beku proven bull ini dari hasil kajian sebelumnya,tingkat keberhasilannya mencapai sekitar 70 persen, yakni mampu mendapatkan anakan sapi betina bagus dan mampu menghasilkan susu sebanyak 20 hingga 25 liter per hari. Tentunya ini sangat menguntungkan bagi para peternak sapi perah,”beber Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang tersebut.

Hal ini lanjut Didik menjadi motivasi bagi seluruh pemangku kepentingan dengan menciptakan teknologi baru agar produksi susu sapi perah tersebut dapat terus meningkat. Ia mencontohkan seperti di pabrik susu Greenfield , yang ternak sapi perahnya mampu menghasilkan susu sekitar 35 liter perhari.

“Jika kita lihat sapi perah di greenfield mampu menghasilkan 35 liter susu per ekor perhari. Pakannya juga gak jauh beda, teknis pemeliharaannya juga gak jauh beda  namun produksi susu sapi yang dihasilkan bisa mencapai 35 liter, mungkin teknis – teknis pemeliharaan seperti yang dilakukan Greengield ini bisa kita adopsi untuk kita kembangkan sehingga hasilnya produksinya sama,”terang Didik Gatot Subroto.

Untuk itulah melalui pola kemitraan dan kolabirasi yang apik  lanjut Didik bisa membuahkan hasil yang cukup maksimal, bahkan tidak menutup kemungkinan bisa mendatangkan iklim investasi. Jika bisa dilakukan di Kabupaten Malang, hal ini bisa menekan biaya produksi nantinya.

Meski demikian, Didik menilai bantuan semen beku proven bull ini tidak serta merta bisa dimanfaatkan secara langsung oleh peternak, disinilah Pemerintah harus hadir untuk melakukan pembinaan dan monitoring serta mengedukasi melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) maupun Dokter hewan agar proses pengembang biakkan sapi betina produktif dengan kemampuan produksi susu sapi yang banyak ini berhasil dengan maksimal, apalagi Kabupaten Malang, terang Didik mempunyai potensi besar dan Sumber Daya untuk mengembangkan program sapi betina produktif dengan produksi susu yang besar.

Ia merinci, di tahun 2019 produksi susu sapi perah di Kabupaten Malang mencapai 161.544,20 ton atau sekitar 3,73 kebutuhan susu Nasional yang mencapai 4,33 juta ton. Menurutnya, masih ada peluang untuk mencukupi kebutuhan pasar nasional.

Untuk itu ia berharap  ada kolaborasi antara masyarakat peternak dengan pemerintah untuk meningkatkan produksi susu sapi. Caranya,pemerintah terus memberikan edukasi dan pembinaan serta pengawasan, sedangkan peternak serius untuk berusaha mengembangkan produksinya. Jika hal ini diterapkan, Didik optimisi perekonomian masyarakat peternak akan meningkat.

Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Nurcahyo menjelaskan 33.500 dosis semen beku proven bull bantuan Pemprov Jatim tersebut langsung dibagikan ke tujuh KUD tersebut. Ketujuh KUD tersebut dipilih terlebih dulu lantaran memiliki jumlah populasi sapi perah cukup banyak. Lantas bagaiamana teknis pembuahannya, Nurcahyo mengatakan proses pembuahan Bisa dilakukan petugas Inseminasi Buatan dimasing-masing KUD.

Jika tidak ada, KUD bisa mengajukan bantuan petugas IB yang ada di Dinas Peternakan, “pungkas Nurcahyo.

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button