Dispangtan Malang Buka Pelatihan Urban Farming 2025, Dorong Ketahanan Pangan dan Sosial

Malang,mitratoday.com – Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, membuka resmi Pelatihan Urban Farming 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang di Hotel Grand Mercure Malang Mirama, Rabu (3/9/2025).
Kegiatan ini diikuti 160 peserta dari berbagai kelurahan di Kota Malang dan menghadirkan narasumber dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta praktisi pertanian dari CV Arindo Makmur.
Kepala Dispangtan, Slamet Husnan Hariyadi, SP, dalam laporannya menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari usulan Musrenbang Kelurahan 2024 yang terealisasi pada 2025.
“Tujuannya adalah meningkatkan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan menjadi lahan produktif, sehingga ketahanan pangan di tingkat keluarga, RT, RW, hingga kelurahan dapat tercapai,” ujarnya.
Selain pelatihan, Dispangtan juga memberikan bantuan berupa satu unit greenhouse berukuran 3×4 meter, benih cabai rawit, sawi daging, kangkung, bayam hijau, polybag, dan pupuk untuk setiap kelurahan peserta.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Malang Ali Muthohirin menegaskan bahwa urban farming tidak hanya berorientasi pada ketahanan pangan dan ekonomi, tetapi juga memiliki nilai strategis sebagai perekat sosial masyarakat.
“Di tengah tantangan perkotaan seperti penyempitan lahan dan tingginya jumlah penduduk, urban farming bisa menjadi solusi bukan hanya untuk pangan, tapi juga sebagai ruang sosial. Kelurahan peserta bisa saling bertukar hasil panen sehingga tercipta ketahanan sosial,” ujarnya.
Ali juga mendorong setiap kelurahan peserta memiliki ciri khas produk urban farming masing-masing.
“Misalnya Rampal Celaket dikenal dengan cabai, Pandanwangi dengan kangkung, dan sebagainya. Hasil panen bisa dipamerkan, dibarter, atau dijual untuk menambah pendapatan warga,” tambahnya.
Dispangtan Kota Malang juga menggandeng perguruan tinggi, seperti Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang, untuk mendukung pengembangan teknologi pertanian modern dan riset inovasi di bidang urban farming.
Selain itu, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) akan dilibatkan untuk menyerap hasil panen dari kelompok urban farming, sehingga memberi dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat.
Baik Wakil Wali Kota maupun Kepala Dispangtan berharap pelatihan ini menjadi langkah nyata dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di perkotaan. Selain itu, diharapkan lahir program berkelanjutan berupa monitoring, evaluasi, dan pendampingan agar urban farming benar-benar memberi manfaat jangka panjang bagi warga Kota Malang.
“Semoga Malang tidak hanya tangguh dalam ketahanan pangan, tapi juga tetap damai, produktif, dan berdaya saing,” pungkas Ali Muthohirin.
Pewarta : Tri W