DaerahHeadlineSumatera Selatan

Pembuangan kotoran,toilet Masjid asalam Lubuklinggau dibuang ke parit

LUBUKLINGGAU, Mitratoday.com – Tingkah Pengurus Masjid Agung As-salam Lubuklinggau, nampaknya tidak patut dicontoh. Pasalnya, Pengurus Masjid di bagian pengelola toilet di masjid kebanggaan Kota Lubuklinggau itu, kedapatan membuang tinja (kotoran) dari toilet-toilet di masjid tersebut ke siring didepan masjid.

Bahkan, aktivitas pembuangan tinja ke siring dilakukan secara diam-diam, karena dilakukan pada subuh hari atau saat masyarakat masih sepi.

Menurut warga setempat yang enggan disebutkan namanya, pembuangan tinja ke siring tersebut sudah kerap kali dilakukan. Akibatnya, saat siring tidak diguyur hujan menjadikan bau tak sedap menyebar kemana-kemana menyelimuti jalanan di tengah kota. Padahal, diatas trotoar tepat didepan Lapangan Kurma Masjid Agung As-salam itu juga, banyak sekali pejalan kaki yang melintas bahkan juga ada yang berjualan bermacam-macam jenis makanan.

“Sering itu pak, kami disini takut menegur. Kami cuma kasihan kalau ada yang melintas pasti bau dari siring ini menyengat sekali. Sangat menggangu sekali,” keluhnya, Sabtu (14/10) sekira pukul 04.49 WIB saat pengurus membuang tinja ke masjid.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Masjid Agung As-salam kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan,Luthfi Ishak meminta maaf atas kejadian tersebut. Bahkan, ia mengaku baru tahu ada kejadian seperti itu.

“Terima kasih atas masukannya. Mohon maaf baru ini tahu kalau kejadiannya seperti itu. Dan secepatnyo akan konfirmasi ke petugas yg melakukan ini. Dan akan disampaikan ke Ketua Umum Masjid, Terima kasih,” ungkapnya saat dihubungi via What’s App, Senin (16/10).

Sementara itu, Ketua Masjid Agung As-salam, Ibnu Amin mengaku, dirinya juga baru tahu terkait hal itu. Bahkan, menurutnya memang harus mobil tinja yang mengambil air di WC/Toilet di masjid Agung As-salam.

“Oh ya, aku baru tahu itu. Seharusnya memang mobil tinja. Nanti aku luruskan. Memang harus mobil tinja yang ambil air WC/ toilet itu. Mungkin karena mobil tinja itu selalu minta dibayar Rp. 350 ribu permobil, sedangkan masjid minimal harus disedot 3 mobil setiap minggu, sehingga pengelola toilet mengambil jalan pintas,” ungkapnya (Anas).

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button