Lampung

PT. ASM Diduga Tutup Aliran Sawah Warga

Lampung Tengah – Lahan Tak bisa ditandur, Satu Tahun lebih menganggur, Ngatimin, warga Kampung Wates keluhkan PT Anaktuha Sawit Mandiri diduga menutup saluran pembuangan sawah hingga menjadi Empang tak bisa ditanami.

Sawah yang sudah menjadi tumpuan hidup Ngatimin untuk menghidupi keluarganya harus Empang tak bertuan, pasalnya sudah setahun lebih lahan sawah ini tidak biasa produktif, akibat air tak bisa mengalir dan mengendap di sawah miliknya.

Berbagai upaya sudah di lakukan oleh Ngatimin menemui pihak PT Anaktuha Sawit Mandiri, supaya tanggul di bawah agar tidak di tutup, menurut Depri sawah milik orang tuanya dan paman nya kurang lebih 5000 atau setengah Hektar, yang saat ini dengan ketinggian air sekitar 70 Sentimeter.

Jadi menyebabkan hilang nya persawahan yang menjadi sumber penghidupan yang terendam oleh genangan air.

“Ya bapak lihat sendiri sawah saya ini, inilah keadaannya, sawah ini salah sumber penghidupan kami, saya sudah beberapa kali mencoba menemui pihak perusahaan tapi belum mendapatkan kesimpulan atau ganti rugi yang sesuai,”ucap Depri mewakili orang tuanya Ngatimin.

Lanjut Depri, ia merasa dirugikan oleh Perusahaan akibat dibendung aliran pembuangan dari sawah tersebut,”ini lumbung kehidupan kami, tolong lah kepada pihak perusahaan perhatiannya jika kami saat ini sudah tidak bisa mengolah tanah kami lagi, apalagi air nya sudah seperti ini,”tegas Depri.

Genangan air itu bermula dari penutupan Aliran sawah oleh pihak PT Anaktuha Sawit Mandiri, sehingga tumpahan air tersebut hanya mandeg dan tidak ada pembuangan, meski telah ada mediasi dengan pihak perusahaan namun hingga saat ini tidak memuaskan.

Untuk diharapkan kepada pemerintah dan semua pihak terkait, agar dengan ada perusahaan di Lampung tengah bisa lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat, Terlebih yang berkaitan dengan lingkungan yang menjadi dari suatu perusahaan.

Menurut Keterangan Ngadimin dan Busro, mereka mengaku sudah tidak bisa mengolah lahan persawahan Milik mereka, dengan demikian mereka menyerahkan semua ini kepada kepala Kampung Wates Wahyu Bimantoro.

Dari keterangan Wahyu Bimantoro saat ditemui di kediaman mengaku, keluhan warga ini sudah di sampaikan kepada pihak perusahaan yang bergerak di pengolahan sawit ini, tapi sejauh ini belum mendapat kan tanggapan yang sesuai di harapkan warga.

“Keluhan warga ini sudah di sampaikan kepada perusahaan, bahwa tanah yang mereka miliki sudah tidak bisa di kelola, yang menyedihkan sampai saat ini tidak ada tanggung jawab dari perusahaan, maka saya minta kepada pihak PT Anaktuha Sawit Mandiri maupun kepada pemerintah daerah tentu nya bupati maupun wakil rakyat untuk memperhatikan keluhan masyarakat saya ini,”terang Wahyu.

Masih Kata Wahyu Bimantoro, dengan adanya perusahaan ini belum Balance baik dilingkungan maupun serapan tenaga kerja,”Dengan ditutup nya saluran air ini otomatis warga saya jadi menganggur, jadi saya harapkan tolonglah lihat dilapangan, warga kami adalah petani bagaimana mereka bisa menanami sawah nya kalau air nya sudah sedemikian rupa,”jelas Wahyu.

Wahyu Bimantoro selaku kepala Kampung Wates sangat mengharapkan kepada pihak pemerintah mau memberikan solusi terbaik supaya warga nya kembali bisa bekerja sebagai petani di sawah untuk menghidupi keluarganya. (Iswan)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button