Daerahjawa Timur

Kondisi Situs Sekaran Sangat Memprihatinkan

Malang,Mitratoday.com-Keberadaan situs sekaran desa Sekarpuro Kecamatan Pakis Kabupaten Malang yang dulu ramai menjadi bahan pembicaran masyarakat pasca di temukan pada bulan April tahun 2019 lalu kini keadaannya sangat memprihatinkan.

Sempat di kunjungi berbagai lapisan masyarakat hingga Plt Bupati Malang HM.Sanusi yang melihat langsung keberadaan situs tersebut beberapa waktu lalu , namun kenyataannya kondisinya mangkrak.

Seolah tidak ada usaha dari Pemkab Malang untuk menjadikan situs Sekaran sebagai bukti sejarah yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Pantauan Mitratoday.com rabu pagi (7/7), kondisi Situs Sekaran yang berada di wilayah trase pengerjaan tol Malang-Pandaan tersebut tak ubahnya seperti tanah lapang seperti tanah di sekitarnya. Yang membedakan hanyalah pagar pembatas dari tali dengan tulisan Situs Sekaran dengan penutup dari kayu dan genteng yang sudah usang.

Tak urung hal ini mengundang keprihatinan tersendiri bagi pemerhati sejarah Dwi Cahyono. Ditemui di kantornya , Dwi mengungkapkan keprihatinannya terhadap kelangsungan Situs Sekaran yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Ia mengatakan Pemkab Malang seolah tidak memiliki Passion(gairah)untuk menjadikan situs Sekaran menjadi peninggalan sejarah .

“Meski harus kita akui kepedulian setiap orang terhadap peninggalan sejarah tidaklah sama , namun kita ingat bahwa keberadaannya menjadi tanggung jawab semua elemen yang ada termasuk Pemkab Malang sendiri,”ujar Dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang ini rabu (10/7).

Ia menyebut , penanganan terhadap keberadaan situs Sekaran pasca di temukan di tepi trase pembangunan jalan tol Malang-Pandaan terkesan jalan di tempat , artinya penanganan terhadap situs sekaran hingga saat ini tidak ada kelanjutan alias berhenti.

“Makanya kami sempat membuat kegiatan untuk mengingat kembali keberadaan situs sekaran sebagai bagian dari sejarah yang ada di Malang Raya pada hari Minggu kemarin (7/7),”ungkap Sejarawan satu ini.

Ia mengatakan usai pertama kali di temukan, ekskavasi sudah dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, bahkan Balai Arkeologi Yogyakarta juga sudah melakukan penelitian.

Padahal, lanjut Dwi Situs Sekaran merupakan temuan yang rentan terhadap kerusakan, karena tinggalan yang didapati itu dominan dengan sisa arsitektur yang berupa tatanan bata, apabila terkena air hujan dan panas akan mudah mengalami kerusakan.

Kami justru khawatir hanya beberapa bulan saja keberadaan sisa peninggalan sejarah Situs Sekaran tersebut berubah kembali menjadi padang ilalang. Ditumbuhi rerumputan,” tandas Dwi Cahyono.

Ia menyarankan Pemkab Malang dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Budaya untuk segera turun tangan melakukan penanganan terhadap kelangsungan situs sekaran tersebut.

Harus segera ada penanganan dan bukti nyata dari Dinas Pariwisata Kabupaten Malang agar Situs Sekaran tidak “mangkrak”. Pemkab Malang seolah belum memiliki konsep dan rencana yang jelas. Bahkan sejak awal kita tunggu kelanjutan penanganan situs Sekaran tersebut,”beber Dwi.

Dia menilai , Pemerintah Daerah seharusnya pro aktif untuk bersinergi dengan lembaga lain untuk membuat planing kelanjutan Situs Sekaran tersebut, Apalagi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dalam beberapa kesempatan telah menyampaikan akan melakukan ekskavasi lanjutan saat mengunjungi Situs tersebut.

Kondisi ini beber Dwi , harus diimbangi dengan konsep yang bagus oleh Pemda setempat , sehingga Situs Sekaran tidak mengalami penanganan yang salah.

“Dikhawatirkan , kedepannya jika ada pembiaran terhadap keberadaan situs Sekaran ini akan berakibat terhadap mangkraknya situs sejarah seperti yang ada di Tajinan yakni situs Ngawonggo.”Situs Ngawonggo saat ini juga mangkrak.

Ini menunjukan tidak adanya keseriusan Pemkab dan pihak lainnya untuk menjaga pelestarian situs-situs tersebut,”tutur Dwi.

(GT)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button