DaerahJambi

Rumah Arul Disinyalir Tempat Terjadinya Mupakat Jahat,”Bagi-bagi Fee Proyek “APBD Tanjabbar

Tanjab Barat,Mitratoday.com-Demi memuluskan rencana jahat dalam melakukan pelaksanaan proyek pemerintah kabupaten tanjung jabung barat melalui APBD/APBD P, tahun anggaran 2019.di duga telah terjadi “bagi=bagi fee proyek,”oleh oknum yang disinyalir orang dekat dengan nomor satu dinegri serengkuh dayung serentak ketujuan.

Mirisnya lagi Proses pemberian,”bagi=bagi fee proyek tersebut.”diduga dilakukan dirumah Arul yang akrap disapa dengan Ustad diparit dua kelurahan patunas.kec,tungkal ilir,kab tanjung jabung barat.jambi.

“Saya sendiri melihat oknum=oknum kontraktor silih berganti masuk kedalam rumahnya,”loby”proyek,dan juga hampir setiap hari dalam sepekan ini selalu pada berdatangan ada yang keluar ada yang masuk kerumah Ustad terima uang,saya duga itu uang fee proyek yang dikepul dari rekanan untuk dibagi=bagi agar memuluskan rencana jahatnya,sehingga tidak ada publikasi yang di sajikan kepada publik”,ungkap sumber kepada mitratoday.com yang jati dirinya tidak mau dipublikasikan.

Tambah sumber,”Janji sampai pembagian fee ini sudah dipraktekkan sejak lama. Namun ada pola baru yang dilakukan. “Kalau dulu fee diberikan sebelum pekerjaan dimulai. Kini fee lebih banyak diberikan setelah pekerjaan selesai dilakukan. Dan biasanya punya jedah waktu cukup lama. Ini untuk menghindari diteksi dari pihak penegak hukum.

Fenomena yang belum banyak berubah ini, kata dia, tentu perlu mendapat perhatian aparat penegak hukum. Melihat kinerja penegakan hukum memang patut membuat publik pesimis. “Kami sebagai bagian dari elemen masyarakat sipil berharap kondisi ini kembali mendapat atensi dari pihak penegakan hukum wilayah tanjab barat.

Sebenarnya, kata dia, bila kejaksaan atau kepolisian mau bertindak, mengusut dugaan praktik curang dalam sejumlah Proyek pemerintah kabupaten tanjab barat yang diduga monopoli yang tentu berujung pada persaingan tidak sehat, dan biasanya membuka peluang bagi terjadinya tindak pidana korupsi dapat dieleminir.

“Dalam setiap monopoli pasti ada dugaan suap. Tidak mungkin monopoli dapat dibangun tanpa ada kongkalikong, dan kesepakatan itu biasanya dibangun karena ada penyuapan. Parktik suap sulit dihindari dalam kondisi atau realitas yang monopolistik, apalagi dalam proyek pembagunan infrastruktur,”pungkasnya.

Sampai berita ini naik tayang pimilik rumah belum bisa ditemui selalu tidak berada di tempat untuk dikonfirmasi”Ustad tidak ada,entah kapan baliknya,”kata yang menunggu rumahnya.

(Arm)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button