BENGKULUHeadline

Suara Masyarakat Diabaikan, Puluhan Warga Datangi Kantor Gubernur

Bengkulu, mitratoday.com – Senin (29/10/18) Puluhan warga Teluk Sepang datangi Kantor Gubernur Bengkulu, terkait adanyanya Penggunaan listrik dari batu bara melalui proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara secara nyata memperburuk kualitas hidup serta menjadi salah satu penyebab kematian bagi mahluk hidup.

Penelitian menyebut polusi PLTU batu bara menjadi penyebab kematian dini 6.500 orang per tahun di Indonesia. Berdasarkan dokumen AMDAL proyek, PLTU ini akan membakar 2.732,4 ton batu bara per hari atau 113,85 ton/jam yang menghasilkan abu sebanyak 39,85 ton/jam (35% dari bahan bakar) yang terdiri dari fly ash (abu terbang) 14,23 ton/jam (12,5%) dan bottom ash (abu bawah/abu yang mengendap) 25,61 ton/jam (22,5%).

Jon Kenedi, Koordinator lapangan aksi tolak PLTU batu bara Teluk Sepang menyatakan bahwa aksi ini adalah rangkaian panjang untuk melakukan penolakan PLTU Batu Bara Teluk Sepang dengan tuntutan adalah cabut izin lingkungan PT Tenaga Listrik Bengkulu oleh Plt. Gubernur Provinsi Bengkulu Rohidin Mersyah.

Menurut Jon Kenedi, Koordinator lapangan aksi tolak PLTU mengatakan dasar pencabutan izin adalah adanya beberapa kejanggalan dalam proses pemberian izin PLTU, termasuk persetujuan warga yang sejak awal menolak proyek ini.

“Pemerintah terus saja abai pada rakyat yang sudah paham mengambil keputusan menolak proyekit sejak awal. Kami juga mengaji bahwa ada tindakan cacat hukum dalam proses pembangunan PLTU salah satunya melanggar dokumen tata ruang provinsi dan kota,” katanya.

Sementara warga Teluk Sepang, Hamidin mengatakan sejak awal tegas menolak proyek PLTU batu bara di Kelurahan Teluk Sepang. Aspirasi itu telah mereka sampaikan dengan aksi unjuk rasa saat peletakan batu pertama proyek pada 2016 lalu. Namun, suara masyarakat diabaikan dan saat ini, penolakan terhadap proyek ini terus diperjuangkan oleh warga lokal.

“Kami tidak akan pernah berhenti berjuang karena masa depan anak cucu kami di Teluk Sepang,” pungkas Hamidin.

Dari pantauan mitratodoy.com – aksi ini berjalan dengan damai serta di iringi oleh para petugas dari satuan Polri. Hingga berita ini di terbitkan pukul 12.00 WIB belum ada titik temu antara pihak aksi dengan pihak Pemerintahan Provinsi Bengkulu. (Dian)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button