Daerahjawa Timur

IJTI Tapal Kuda Dibekali Simulasi Pertolongan Pertama Saat Situasi Darurat

Jember,Mitratoday.com-Rapat Kerja (Raker) Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Tapal Kuda diadakan di hotel Luminor Jember, Sabtu (13/10/2019). Kegiatan itu setidaknya diikuti anggota berserta jajaran pengurus IJTI yang tersebar di wilayah tapal kuda.

Menurut pantauan media ini, kegiatan tersebut merupakan perdana dilakukan pengurus IJTI Tapal Kuda. Setelah sebelumnya Musyawarah Daerah (Musda) secara sah memilih Tomi Iskandar sebagai ketua baru masa jabatan 2019-2022 menggantikan Syaiful Kusmandani.

Ketua IJTI Tapal Kuda, Tomi Iskandar mengatakan, sesuatu yang baru dan unik dilakukan sebelum acara inti dimulai, yaitu latihan kepalangmerahan. Hal itu membekali jurnalis agar tidak hanya membawa kamera, laptop dan alat pendukung lainnya, namun juga mampu mengatasi keadaan gawat dan darurat.

“Kegiatan diklat ini sendiri kegiatan perdana kami di kepengurusan IJTI Tapal Kuda. Jadi kalau mau memproduksi berita di televisi sudah biasa, tapi kebutuhannya tidak hanya itu saja, minimal jurnalis itu memhamai apa yang harus dilakukan saat menghadapi kegawatdaruratan,” katanya.

Menurutnya, pendidikan dan pelatihan (diklat) kepalangmerahan sangat berguna sekali bagi siapapun. Tak terkecuali, bagi jurnalis itu sendiri, sehingga dalam praktiknya peliputan menjadi pengetahuan baru jika harus keadaan gawat darurat.

“Teman-teman dibekali wawasan, diberi pemahaman teoritis dan praktis bagaimana cara penanganan yang diutamakan kalau menghadapi situasi genting, pertolongan pertama pada korban, kalau ada yang tidak sadarkan diri ataupun pingsan,” tambahnya.

Ketua PMI Cabang Jember, Zaenal Marzuki menyampaikan, media massa itu garda terdepan dari setiap kejadian yang terjadi di masyarakat. Sehingga, sangat penting bagi mereka untuk menguasai teknik pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke rumah sakit.

“Teman-teman baik dari media cetak maupun elektronik seperti radio, televisi, maupun internet ini adalah yang terdepan dalam hal kejadian dimasyarakat. Artinya, tidak melulu harus menyampaikan berita-berita terbaru. Kalau ada kejadian bencana yang datang duluan pasti media, nah sekarang pelatihan ini sangat tepat bagi rekan-rekan, apalagi jam kerjanya media massa Itu 24 jam tidak mengenal lelah memburu berita,” terangnya.

Oleh karenanya, kegiatan ini diselenggarakan untuk mendorong pekerja pers agar mampu mengatasi keadaan darurat. Sehingga mereka dapat membantu pertolongan pertama dan menjangkau penderita apabila mengalami ataupun mengetahui kecelakaan di lokasi kerja.

“Sering kami ke lokasi kejadian terlambat, dan tidak ada kejelasan dari informan. Bahkan, saat ada perintah pun, masih belum berangkat langsung, hal itu karena kami harus menyiapkan segala sesuatunya yang dibutuhkan. Tapi, kalau rekan-rekan sudah di lokasi bencana, maka dapat melakukan assesmen. Paling tidak tau penyebab utamanya seperti apa, akibat dari kejadian ini, korban kondisinya seperti ini dan dampak kemungkinan yang terjadi. Ini yang dibutuhkan untuk layanan tindak lanjut,” pungkasnya.

(Abdus Syukur)

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button