DaerahHeadlineLampungLampung Tengah

Mampukah Kita Seperti Dia, Saman Hadi Pemulung Yang Selalu Bersyukur Atas Rejeki

Pewarta : Iswan

Lampung Tengah,Mitratoday.com-Tak banyak profesi yang di geluti oleh Saman Hadi (77), Warga lingkungan 4 Kelurahan Bandar Jaya Barat, Kecamatan Terbanggi Besar Lampung Tengah, Untuk betahan hidup dan menafkahi anak istrinya.

Mungkin sangat layak di contoh, Sosok seorang ayah dalam menafkahi anak istrinya. Meski harus mengayuh becak, berpuluh-puluh tahun di kawasan Bandar Jaya tidak membuat ia harus malu.

Asalkan, Kelima anak dan istri bisa menyambung hidup. Miris memang, tapi apalah daya ini tetap harus Saman Hadi lakoni, jelang usianya ke 74 tahun dia beralih profesi menjadi pemulung.

Sudah tahun ini memulunglah yang Saman tekuni, meski hasil nya tidak seberapa. Asalkan halal dan membawa berkah untuk keluarga tercinta.

Jauh dari kata sejahtera, dengan penghasilan 30.000 rupiah. Tapi apa gunanya meratapi nasib hanya berkeluh kesah tanpa ada usaha. Baginya mensyukuri rejeki bukan di pandang dari besar dan banyak jumlahnya.

“Sudah 3 tahun ini saya mencari rongsokan, Kerja apa saja nak gak masalah asalkan halal, mau narik becak tenaga sudah tidak seberapa,”jelas Saman Hadi, sabtu 18 Juli 2020 saat di temui di sebuah rumah makan.

Namanya jadi pemulung, Jelas tidak tsntu penghasilannya. Tapi tidak jarang ia saat keliling bertemu dengan orang berhati dermawan.”Sering juga Nak, ketemu orang yang ringan tangan. Saya tidak pernah minta, seiklas mereka memberi,”pungkasnya.

Berbanding terbalik dengan kebutuhan hidup yang serb mahal. Hasil nya memulung berupa botol air mineral, Kardus memang sangat murah di tingkat pengepul.

“Walau pun sudah penuh becak itu tidak seberapa nilainya. Sampai rumah saya pilah dan di bersihkan terlebih dahulu, 3 hari sekali baru saya jual sama pengepul, untuk harga kardus dan air mineral cuma 1000 rupiah,”jelasnya.

Dahulunya, Saman, selain jadi tukang becak, ia juga mempunyai pekerjaan sampingan yakni memelihara ternak kambing. Dikarenakan ia sudah tidak kuat lagi seperti dulu. Satu per satu kambing nya ia jual untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Duku banyak kambing saya, Sampai 20 an ekor. Tapi sekarang habis. Saya tidak kaut lagi cari pakannya, Ada satu bandot buat Qurban istri saya di hark raya idhul adha ini, saya sudah,”terang Saman Hadi.

Tinggal di gubuk reot berdindingkan papan dan geribik bersama Sukiyah 56 tahun istri tercinta serta seorang cucu. Bukan tidak ingin memiliki hunian layak seperti yang lain, Nasib berkata lain. padahal Saman Hadi pernah mengajukan program bedah rumah.

“Pernah saya ajukan program bedah rumah tapi saya batalkan, Habis saya tidak punya biaya tambahan. Sedangkan sari program itu cuma dapat bantuan dana kisaran 15 juta,”tegasnya.

Ayah dari 5 dan 13 cucu ini tidak berharap banyak, di usia senjanya ingin melihat anak cucu bahagia. Meski dengan keterbarasan ia menafkahi, tetapi tanggung jawab nya sebagai orang tua telah ia jalani.

“Alah nak, Saya sudah tua. Di berikan kesehatan seperti ini saja merupakan anugrah yang luar biasa. Kunci hidup itu beesyukur atas semua rejeki yang di berikan Ruhan yang Maha Esa,”tutupnya.

Bagikan

Rekomendasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button